Riki Chandra
Rabu, 29 Oktober 2025 | 19:57 WIB
Pendakian Sitinjau Lauik, Kota Padang, Sumatera Barat. [Suara.com/Saptra S]
Baca 10 detik
  •  Pembebasan lahan Flyover Sitinjau Lauik ditargetkan rampung Desember.

  • Gubernur Mahyeldi pimpin rapat percepatan proyek strategis nasional.

  • Proyek Rp 2,8 triliun kurangi risiko kecelakaan Padang–Solok.

SuaraSumbar.id - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) mengebut proses pembebasan lahan Flyover Sitinjau Lauik yang menjadi salah satu proyek strategis nasional.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, mengatakan bahwa seluruh pihak terkait sepakat menuntaskan pembebasan lahan Flyover Sitinjau Lauik dalam waktu dua bulan ke depan agar pembangunan fisik segera dimulai.

“Kita sepakat untuk menuntaskan pembebasan lahan ini secepat mungkin. Insya Allah pada November atau paling lambat Desember sudah selesai,” ujar Mahyeldi dalam rapat percepatan itu dalam rapat koordinasi di Istana Gubernuran, Rabu (29/10/2025).

Mahyeldi mengatakan pentingnya koordinasi lintas lembaga agar pembebasan lahan Flyover Sitinjau Lauik berjalan tanpa hambatan hukum di kemudian hari.

“Semua harus sesuai aturan dan tetap menjaga rasa saling percaya,” tegasnya.

Sebelumnya, pada Senin (27/10), Gubernur Mahyeldi bersama Deputi Infrastruktur Dasar Kemenko Infraswil telah meninjau langsung lokasi proyek Flyover Sitinjau Lauik.

Dari hasil peninjauan itu diketahui, pembangunan fisik belum bisa dimulai karena proses pembebasan lahan masih berlangsung.

Flyover Sitinjau Lauik merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang bertujuan mengurai kemacetan dan mengurangi risiko kecelakaan di jalur ekstrem Padang–Solok.

Proyek dengan nilai investasi mencapai Rp2,8 triliun ini memerlukan lahan seluas 18,7 hektare, dengan tambahan biaya operasional dan pemeliharaan sekitar Rp562 miliar.

Pemprov Sumbar menargetkan seluruh proses pembebasan lahan Flyover Sitinjau Lauik tuntas pada akhir Desember 2025, agar tahapan konstruksi bisa segera berjalan tanpa kendala.

Load More