-
Peneliti temukan kesalahan umum masyarakat saat memilih suplemen vitamin D.
-
Vitamin D2 terbukti menurunkan kadar vitamin D3 dalam tubuh.
-
Vitamin D3 lebih efektif menjaga kesehatan dan kestabilan kadar vitamin.
SuaraSumbar.id - Para peneliti dari University of Surrey, John Innes Centre, dan Quadram Institute Bioscience, menemukan sejumlah kesalahan umum dalam memilih suplemen vitamin D yang kerap dilakukan masyarakat.
Temuan ini diungkap dalam riset yang dipublikasikan di Nutrition Reviews dan dikutip dari Eating Well. Penelitian ini menelusuri basis data PubMed terhadap studi-studi yang dipublikasikan antara Januari 1975 hingga Februari 2023.
Dari 202 artikel yang ditemukan, hanya 11 studi yang dimasukkan ke dalam analisis statistik terperinci. Semua penelitian tersebut merupakan uji coba terkontrol acak, di mana partisipan secara acak ditugaskan untuk mengonsumsi vitamin D2 atau tidak sama sekali.
Hasilnya mengungkap bahwa orang yang mengonsumsi suplemen vitamin D2 mengalami penurunan kadar vitamin D3 yang signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak.
Rata-rata, kadar vitamin D3 dalam darah turun sekitar 18 nanomol per liter di akhir penelitian dan 9 nanomol per liter selama uji coba berlangsung.
Para peneliti menyebutkan, temuan ini menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat yang jelas, bahwa konsumsi vitamin D2 dapat menurunkan kadar vitamin D3 dalam tubuh.
Meski penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, hasil ini menegaskan bahwa vitamin D3 lebih efektif dalam menjaga kestabilan kadar vitamin D dan mendukung kesehatan jangka panjang.
Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Memilih Suplemen Vitamin D
1. Menganggap D2 dan D3 sama efektifnya
Banyak orang tidak mengetahui bahwa D2 dan D3 bekerja berbeda. D3 lebih stabil dan bertahan lebih lama dalam tubuh.
2. Tidak membaca label suplemen dengan teliti
Beberapa produk hanya mencantumkan “vitamin D” tanpa menjelaskan jenisnya, sehingga konsumen sering salah pilih.
3. Mengandalkan makanan saja sebagai sumber vitamin D
Padahal, sumber alami vitamin D terbatas. Makanan seperti salmon, sarden, kuning telur, dan jamur yang terpapar sinar UV memang kaya vitamin D, tapi sulit memenuhi kebutuhan harian hanya dari makanan.
4. Tidak berkonsultasi dengan tenaga medis
Berita Terkait
-
Rahasia Kulit Glowing Terbongkar: Mengapa Kolagen Jadi Tren yang Mendunia?
-
4 Toner dengan Eggplant Kaya Vitamin E, Hempas Flek Hitam & Bekas Jerawat
-
4 Toner Sunflower Kaya Vitamin E untuk Kulit Lembap dan Cerah Alami
-
5 Rekomendasi Lip Cream Mengandung Vitamin E: Tahan Lama, Bikin Bibir Sehat dan Lembap
-
Benarkah Vitamin D Saat Hamil Tingkatkan Kecerdasan Anak? Ini Fakta Studi Terbaru
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
Terkini
-
5 Kesalahan Memilih Suplemen Vitamin D, Ini Temuan Ahli
-
Apa Bahaya Fanatik terhadap Mazhab? Hindari Taklid Buta
-
Tragedi Anak Bunuh Ayah Kandung di Agam Demi Uang Rp 13 Juta, Benarkah Gangguan Jiwa?
-
Kronologi Penangkapan 4 Terduga Teroris Pendukung ISIS di Sumbar-Sumut, Sebar Propaganda di Medsos!
-
Puluhan Siswa di Padang Panjang Diduga Keracunan MBG, Begini Respon Kadis