Riki Chandra
Rabu, 01 Oktober 2025 | 18:09 WIB
Kolase Ferdinand Hutahaean dan Bobby Nasution. [Dok. Istimewa]
Baca 10 detik
  •  Ferdinand Hutahaean sebut Bobby Nasution dungu soal razia truk.

  • Pemprov Sumut minta maaf atas kegaduhan razia pelat luar.

  • Bobby Nasution klarifikasi, razia hanya sosialisasi tonase kendaraan.

SuaraSumbar.id - Politikus Ferdinand Hutahaean menyoroti aksi viral razia truk berpelat luar daerah yang dilakukan rombongan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, beberapa hari lalu.

Dalam pernyataannya, Ferdinand tanpa ragu menyebut langkah Bobby sebagai tindakan yang mencerminkan “kedunguan” dan bentuk “ketidakpahaman pemerintahan”.

Video razia truk itu sempat menuai polemik di publik. Aksi tersebut memperlihatkan pejabat Pemprov Sumut menghentikan kendaraan berpelat BL (Aceh) dan menyarankan agar diganti menjadi BK (Sumut). Pemerintah Provinsi Sumut akhirnya menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang timbul.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Erwin Harahap, mengakui adanya kesalahpahaman dalam komunikasi publik.

“Kami mohon maaf jika pesan yang sampai berbeda. Kami berkomitmen memperbaiki komunikasi publik dan terbuka terhadap kritik,” ujarnya, Senin (29/9/2025).

Namun, pernyataan maaf itu tak lantas meredam kritik tajam dari Ferdinand Hutahaean. Melalui akun Instagram pribadinya, Ferdinand menilai kebijakan razia truk berpelat luar daerah merupakan bentuk kesalahan mendasar dalam memahami prinsip pemerintahan.

“Tidak ada undang-undang yang melarang kendaraan berpelat provinsi A beroperasi di provinsi B. Perintah razia itu jelas kedunguan,” tegas Ferdinand.

Ia menambahkan, bila Pemprov Sumut ingin mengoptimalkan potensi pajak kendaraan, seharusnya dibuat aturan resmi berupa Peraturan Gubernur (Pergub) atau Peraturan Daerah (Perda).

“Kalau ingin nilai tambah dari kendaraan luar daerah, keluarkan Pergub atau Perda. Bukan dengan memaksa ganti pelat,” kata Ferdinand.

Profil Ferdinand Hutahaean

Ferdinand Hutahaean lahir di Sumatera Utara pada 18 September 1977. Ia dikenal sebagai politikus vokal yang kerap menyampaikan kritik melalui media sosial. Ferdinand telah menikah dan memiliki tiga anak.

Perjalanan politiknya cukup berliku. Ia merupakan kader Partai Demokrat dan menduduki posisi Kepala Divisi Advokasi dan Hukum periode 2015–2020.

Ferdinand juga maju sebagai caleg DPR RI dari Demokrat pada 2019, namun gagal melenggang ke Senayan.

Ferdinand kemudian mundur dari Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), karena tidak sejalan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tahun 2023, Ferdinand bergabung ke PDIP.

Penjelasan Bobby Nasution

Di sisi lain, Bobby Nasution memberi klarifikasi terkait peristiwa razia truk yang menjadi sorotan Ferdinand. Ia menjelaskan bahwa momen itu terjadi saat dirinya meninjau jalan ambles di Langkat, Sabtu (27/9/2025).

Dalam perjalanan, rombongan menegur tiga kendaraan yang melebihi tonase, termasuk satu truk berpelat Aceh.

“Tidak ada tindakan hukum, hanya pengingat agar pihak perusahaan memperhatikan tonase,” ujar Bobby.

Menurut Bobby, kebijakan penggunaan pelat BK atau BB untuk kendaraan operasional di Sumut bertujuan agar pajak tidak “lolos” ke daerah lain.

Ia bahkan menegaskan bahwa kebijakan serupa sudah diterapkan di sejumlah provinsi lain, seperti Riau, Jawa Barat, dan Kalimantan.

Load More