-
Penumpukan lemak di hati bisa berkembang menjadi kanker hati.
-
Gejala lemak hati sering muncul terlambat dan tidak spesifik.
-
Gaya hidup sehat dan pemeriksaan FibroScan cegah kerusakan hati.
SuaraSumbar.id - Dokter mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai bahaya penumpukan lemak di hati. Kondisi ini jika tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi fibrosis, sirosis, hingga kanker hati.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterologi-Hepatologi dari Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah, dr. Lianda Siregar, Sp.PD, Subsp.GEH(K), FINASIM, menjelaskan bahwa penyakit perlemakan hati atau fatty liver disease merupakan salah satu gangguan hati yang paling sering terjadi selain hepatitis A, B, dan C.
“Jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi fibrosis, sirosis, bahkan kanker hati,” kata Lianda dalam keterangan persnya, Rabu (1/10/2025).
Menurut data epidemiologi, penyakit hati berlemak dialami sekitar 10 sampai 35 persen populasi umum, serta 40 hingga 90 persen penderita obesitas. Meski demikian, pada tahap awal penyakit ini sering tidak menimbulkan gejala.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit hati berlemak terbagi menjadi dua jenis, yaitu Alcoholic Fatty Liver Disease (AFLD) dan Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD).
AFLD disebabkan konsumsi minuman beralkohol berlebihan secara rutin. Proses metabolisme alkohol membuat hati bekerja lebih keras, mengganggu fungsi metabolisme sel, dan akhirnya meningkatkan penyimpanan lemak di hati.
Sementara NAFLD bisa terjadi tanpa konsumsi alkohol berlebih. Faktor penyebabnya antara lain sindrom metabolik, obesitas, diabetes, kadar kolesterol tinggi, hiperglikemia, hipertensi, hepatitis kronis, malnutrisi, hingga konsumsi obat-obatan tertentu dalam dosis tinggi.
Jika tidak ditangani, NAFLD dapat berkembang menjadi Non Alcoholic Steatohepatitis (NASH), yaitu peradangan hati yang memicu fibrosis, sirosis, bahkan kanker hati.
Gejala dan Cara Mengatasi Lemak Hati
Gejala penumpukan lemak di hati umumnya baru muncul pada tahap lanjut, seperti kelelahan berlebihan, nyeri perut, pembesaran hati, mual, penurunan nafsu makan, jaundice (kulit dan mata menguning), serta gatal pada kulit.
Untuk mengurangi risiko, dr. Lianda menyarankan perubahan gaya hidup sehat, di antaranya:
- Menurunkan berat badan berlebih
- Menjalani pola makan sehat
- Olahraga rutin minimal 30 menit per hari
- Menghindari konsumsi alkohol dan makanan tinggi lemak
Pemeriksaan kesehatan hati secara berkala juga penting dilakukan. Salah satunya dengan FibroScan, teknologi yang mampu menilai kekakuan organ hati tanpa sayatan, serta mendeteksi adanya fibrosis atau sirosis secara cepat.
“Dengan FibroScan, pemeriksaan dini penyakit hati dapat dilakukan lebih mudah,” jelas dr. Lianda.
Masyarakat diimbau tidak mengabaikan bahaya penumpukan lemak di hati agar tidak berkembang menjadi kerusakan organ permanen atau kanker hati. (Antara)
Berita Terkait
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
10 Lagu Raisa yang Bikin Patah Hati di Spotify, Apa Favoritmu?
-
Tragedi Cinta di Bandar Utama: Siswi 16 Tahun Ditusuk Teman karena Ditolak
-
Patah Hati yang Kupilih, Film Baru Prilly Latuconsina dan Bryan Domani Bakal Bikin Mewek Sinefil
-
Di Balik Senyumnya: 5 Tanda Wanita yang Menyimpan Luka Batin Mendalam
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Benarkah Otak Lelah Bisa Simpan Memori Lebih Baik? Ini Penjelasannya
-
15 Personel Polri Terdampak Putusan MK yang Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Mayoritas Jenderal
-
Polisi Bukittinggi Ringkus Pengirim Kerupuk Sanjai Berisi Sabu, Modusnya Terungkap dalam 12 Jam
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Jebloskan Luhut ke Penjara, Benarkah?
-
Semen Padang FC Harus Bangkit Demi Keluar dari Zona Degradasi, Ini Pesan Dejan Antonic