Riki Chandra
Selasa, 30 September 2025 | 06:15 WIB
Pemanis nol kalori. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Pemanis nol kalori populer, tapi tidak selalu lebih sehat.

  • Perlu membaca label komposisi untuk menghindari risiko kesehatan.

  • Alternatif pemanis bantu diabetes, tetap batasi konsumsi makanan manis.

SuaraSumbar.id - Pemanis nol kalori kini semakin populer di kalangan masyarakat yang peduli kesehatan atau memiliki kondisi seperti diabetes.

Namun, dokter spesialis gizi dari Universitas Indonesia, dr. Consistania Ribuan, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, mengingatkan bahwa tidak semua pemanis non-gula dan nol kalori otomatis lebih sehat. Ia menekankan pentingnya cermat dalam memilih produk pemanis.

Pemanis nol kalori dapat menjadi alternatif bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin mengurangi konsumsi gula.

Produk seperti stevia, eritritol, dan sukralosa sering dipasarkan sebagai opsi "lebih alami" dibanding gula pasir. Namun, Consistania menegaskan bahwa klaim semacam itu tidak selalu sepenuhnya benar.

"Kalau memang berasal dari tumbuhan murni, tanpa tambahan bahan lain, bisa saja aman. Masalahnya, banyak produk di pasaran yang dicampur dengan zat tambahan yang justru bisa merugikan kesehatan," ujarnya, dikutip dari Antara, Senin (29/9/2025).

Consistania mengingatkan masyarakat untuk selalu membaca label komposisi pada produk pemanis. Salah satu yang harus diwaspadai adalah sukrosa, bentuk gula sederhana yang umum ditemukan dalam makanan olahan.

"Kalau di label tertulis sukrosa, itu berarti gula biasa. Harus dibatasi, terutama dalam jumlah besar," tegasnya.

Pemanis nol kalori dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi gula, tetapi bukan tanpa syarat. Edukasi konsumen untuk membaca label dan memahami kandungan gizi tetap menjadi kunci dalam menjaga pola makan sehat.

Sebagai tambahan, penting untuk mempertimbangkan potensi risiko kesehatan dari pemanis buatan tertentu, seperti yang telah diungkapkan oleh Consistania.

Load More