Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 10 Juni 2025 | 20:20 WIB
Penemuan mayat wanita lansia di Rawang, Kota Padang. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Warga Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), digemparkan dengan penemuan mayat seorang wanita lanjut usia (lansia) pada Selasa (10/6/2025), sekitar pukul 12.02 WIB siang.

Korban diketahui bernama Darmiati (70), seorang ibu rumah tangga yang tinggal sendiri di Komplek Jondul Blok Z.

Penemuan mayat lansia ini sontak membuat heboh warga sekitar dan memicu kerumunan, hingga dilaporkan ke pihak berwajib.

Kapolresta Padang, AKBP Apri Wibowo, mengatakan bahwa pihaknya langsung menerjunkan personel ke lokasi kejadian untuk penanganan awal dan penyelidikan.

"Kami langsung mengerahkan personel ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan serta penyelidikan," ujar AKBP Apri Wibowo.

Tim yang dikerahkan tidak main-main, terdiri dari Unit Identifikasi Satuan Reserse Kriminal yang dipimpin Ipda Doni Kurniawan, personel Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di bawah arahan Kepala Unit III Ipda Hidayatul Akmal, serta jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) setempat.

Tim gabungan ini segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan area sekitar penemuan jenazah.

Petugas juga langsung meminta keterangan dari para saksi mata yang berada di lokasi saat kejadian.

Informasi awal menunjukkan bahwa korban, Darmiati, memang tinggal seorang diri di rumah tersebut. Kondisi ini sering kali menjadi perhatian tersendiri dalam kasus-kasus kematian mendadak, terutama pada kelompok lansia.

AKBP Apri Wibowo mengatakan bahwa hingga saat ini, kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kematian Darmiati.

"Jenazah sudah dievakuasi dari lokasi dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut oleh tim medis serta forensik, penyelidikan juga terus berjalan," jelasnya.

Proses evakuasi jenazah dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menjaga keaslian bukti. Pemeriksaan medis dan forensik, termasuk autopsi jika diperlukan, diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai apakah ada unsur pidana di balik peristiwa tragis ini ataukah ini murni karena sebab alamiah.

Kasus penemuan mayat di Padang ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap sesama, terutama para lansia yang hidup sendiri.

Di tengah kepadatan kota dan kesibukan masyarakat, seringkali tetangga atau kerabat kurang menyadari kondisi kesehatan atau keberadaan seseorang yang tinggal sendirian.

Pemerintah daerah dan lembaga sosial juga memiliki peran krusial dalam menyediakan dukungan bagi lansia yang rentan.

Penyelidikan kasus penemuan mayat Darmiati ini masih terus bergulir. Jajaran Polresta Padang berkomitmen untuk mengungkap fakta sebenarnya di balik kematian misterius lansia 70 tahun itu.

Publik tentu berharap agar pihak berwenang dapat segera memberikan kejelasan, demi ketenangan keluarga korban dan masyarakat Rawang Padang Selatan.

Hasil penyelidikan forensik akan sangat krusial dalam menentukan arah kasus ini selanjutnya. (Antara)

6 Jemaah Haji Embarkasi Padang Wafat di Tanah Suci

Berita lainnya hari ini, enam orang jemaah haji Embarkasi Padang meninggal dunia selama menjalankan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, Mekah, pada musim haji 1446 Hijriah.

Informasi itu disampaikan oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Barat (Sumbar), Rifki, dalam konferensi pers yang digelar di Padang, Selasa (10/6/2025).

Menurut Rifki, total enam jemaah haji yang wafat terdiri dari tiga orang asal Provinsi Sumatera Barat dan tiga orang lainnya berasal dari Provinsi Bengkulu.

Mereka merupakan bagian dari jemaah haji Embarkasi Padang, yang tahun ini memberangkatkan lebih dari 6.000 jamaah ke Tanah Suci.

“Hingga hari ini ada enam jemaah haji asal Embarkasi Haji Padang yang wafat di Tanah Suci,” kata Rifki.

Berdasarkan data resmi dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang, jemaah dari Bengkulu Selatan yang wafat bernama Saidun Basirun Sena (76).

Dia meninggal dunia pada Rabu (14/5/2025) pukul 14.15 WAS di Rumah Sakit King Salman, Madinah.

Pada hari yang sama, Syahrul Hadi Salna (70) dari Kabupaten Lebong, Bengkulu, wafat pukul 19.15 WAS di kamar hotelnya di Madinah.

Sementara Aidi Madri Umar (65), wafat pada Ahad (18/5/2025) pukul 03.45 WAS di Hotel Al Hassan, Makkah. Dia juga dari Bengkulu.

Tiga jemaah haji asal Sumbar yang wafat adalah Dayan Abu Bakar (80) dari Kabupaten Dharmasraya yang tergabung dalam kloter 11. Ia ditemukan meninggal pada 3 Juni 2025 di hotel transit Safari Wukuf, Assila Muzdalifah.

Kemudian, Nurleni Muhamad Ni (83) asal Kota Pariaman, yang wafat pada 25 Mei di sebuah hotel. Satu lagi, Yuldenis Suhar Mali (58) asal Tanah Datar, meninggal pada 4 Juni 2025 di Rumah Sakit Nasional Arab (RSNA), Mekah.

Meski duka mendalam menyelimuti, Rifki menyampaikan bahwa secara umum jumlah kematian jemaah haji Sumbar dan Bengkulu tahun ini tergolong sedikit dibanding tahun sebelumnya.

"Kalau kita lihat dan bandingkan dari musim haji tahun lalu, jumlah jemaah yang wafat tahun ini sangat sedikit," ungkap Rifki.

Menurutnya, hal ini tidak lepas dari pelaksanaan seleksi istithaah atau prosedur penilaian kesehatan dan kesiapan fisik calon jamaah yang dilakukan lebih ketat dan transparan. Istithaah menjadi syarat utama sebelum seseorang diberangkatkan ke Tanah Suci.

“Yang pasti kita berduka, enam jemaah haji Embarkasi Padang wafat. Akan tetapi, setelah melewati puncak haji, jumlah yang meninggal ini termasuk sedikit karena sebelumnya bisa belasan orang,” tambah Rifki. (Antara)

Load More