Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 09 Juni 2025 | 12:43 WIB
Peserta Bimtek Guru Utama berembuk untuk melaksanakan tugas Badendang di Kota SAwahlunto. [Dok. Istimewa]

SuaraSumbar.id - Program Revitalisasi Bahasa Minangkabau kembali digulirkan oleh Balai Bahasa Sumatera Barat pada tahun kedua pelaksanaannya.

Melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Utama, kegiatan ini menyasar peningkatan kompetensi para pengajar dalam menjaga keberlangsungan bahasa ibu, khususnya bahasa Minangkabau yang kini dinilai semakin tergerus oleh perkembangan zaman.

Guru utama yang dimaksud adalah guru yang dipilih agar bisa melakukan pengimbasan pada peserta didik dan guru di Sumbar,” ujar Kepala Balai dan Kantor Bahasa Sumbar, Rahmat, dalam keterangan tertulis yang diterima SuaraSumbar.id, Senin (9/6/2025).

Tahun ini, pelaksanaan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) difokuskan hanya pada bahasa Minangkabau, berbeda dengan tahun lalu yang mencakup beberapa bahasa.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk efisiensi anggaran. Namun, intensitas kegiatan justru meningkat signifikan dari hanya 5 kegiatan di tahun 2024 menjadi 18 kegiatan sepanjang Mei hingga Agustus 2025.

Menurut Rahmat, Bimtek Guru Utama Bahasa Minangkabau ini merupakan langkah awal dalam seluruh rangkaian kegiatan RBD.

Para guru yang mengikuti bimtek memiliki tanggung jawab besar, yakni menyebarluaskan ilmu yang diperoleh ke rekan sejawat dan siswa di sekolah masing-masing.

“Guru utama juga diharapkan mampu melakukan pemantauan terhadap proses pembelajaran RBD di sekolah mereka,” jelas Rahmat.

Kegiatan ini digelar secara merata di 18 kabupaten/kota di Sumatera Barat, termasuk Kota Padang, Sawahlunto, dan Padang Panjang. Setiap lokasi bimtek diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari guru SD/MI, guru SMP/MTs, serta staf dari dinas pendidikan setempat.

Koordinator Tim Kerja Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra BBPSB, Fitria Dewi, mengatakan bahwa pelaksanaan bimtek dapat berjalan karena adanya sinergi antara BBPSB dengan dinas pendidikan di masing-masing daerah.

“Bimtek di setiap kabupaten/kota tersebut diikuti oleh 40 orang peserta yang berasal dari guru SD/MI, guru SMP/MTs, dan staf dinas pendidikan,” ujarnya saat pelatihan di Sawahlunto, Selasa (4/6/2025) lalu.

Untuk mendukung pelatihan, BBPSB menghadirkan lima pemateri utama yang menggunakan pendekatan TOT (Trainer of Trainer). Mereka adalah Yusrizal KW (Manulih Carito), S. Metron Masdison (Bacarito), Saparman (Manulih jo Mambaco Pantun), Jawahir (Badendang), dan Irwan Malin Basa (Bapidato).

“Ada sedikit perbedaan dari tahun lalu,” kata Jawahir saat pelatihan di Sawahlunto.

“Tahun ini, kami lebih dalam dalam melakukan bimbingan. Modul juga diperbaiki agar lebih efisien,” tambahnya lagi.

Seluruh kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat posisi bahasa Minangkabau di tengah generasi muda, yang saat ini cenderung lebih akrab dengan bahasa Indonesia atau bahasa asing. Menurut data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, setidaknya 11 bahasa daerah di Indonesia berstatus terancam punah.

Karena itu, program ini menjadi sangat krusial, apalagi mengacu pada Pasal 41 dan 42 UU Nomor 24 Tahun 2009, yang menegaskan pentingnya pelindungan dan pembinaan terhadap bahasa daerah. Sumatera Barat menjadi salah satu provinsi yang aktif dalam menerjemahkan kebijakan tersebut dalam bentuk konkret.

Tidak hanya melibatkan guru, kegiatan ini juga akan berujung pada Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), di mana para peserta didik akan menunjukkan keterampilan mereka dalam menuturkan bahasa Minangkabau melalui lomba cerita, pidato, hingga pantun.

Seluruh rangkaian kegiatan akan berlanjut ke Kota Padang Panjang pada 11-13 Juni 2025, dan menjadi bagian penting dari upaya menjaga keberlangsungan bahasa ibu yang menjadi warisan budaya tak benda masyarakat Minangkabau.

“Melalui kegiatan ini, kami berharap tercipta ruang kreatif dan edukatif bagi penutur muda, agar mereka bangga menggunakan bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari,” kata Rahmat.

Dengan berbagai inovasi pelatihan yang lebih menyeluruh tahun ini, Bimtek Guru Utama Bahasa Minangkabau diharapkan mampu mencetak agen-agen pelestari bahasa lokal yang tangguh dan berdedikasi tinggi.

Load More