Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 31 Mei 2025 | 18:18 WIB
Songket Balang Manarangi yang terinspirasi dari Harimau Sumatera atau Inyiak Balang. [Dok. Istimewa]

SuaraSumbar.id - Dunia wastra Indonesia kembali diwarnai dengan inovasi memukau dari seorang desainer muda berbakat asal Ranah Minang.

Vonny Andria, yang sejak usia 21 tahun berkecimpung di dunia desainer berbasis pengembangan budaya dan komunitas gerakan pemberdayaan, menciptakan motif tenunan songket yang terinspirasi dari belang Harimau Sumatera.

Karya ini memadukan keindahan tradisi songket Minangkabau dengan simbolisme Harimau Sumatera yang kuat.

Selain mengambil bagian dalam dunia konservasi, Vonny berharap tenunan songket yang kemudian diberi nama Balang Manarangi ini mampu bertengger di daftar lima besar motif songket unggulan di Indonesia dan membuka peluang besar untuk go internasional.

Menurut Vonny, songket Minangkabau selama ini dikenal dengan motif geometris, flora, dan fauna yang sarat filosofi budaya. Namun, motif belang Harimau Sumatera belum pernah diangkat secara eksplisit.

Padahal, Harimau Sumatera memiliki makna mendalam dalam tradisi dan budaya di Sumatera Barat. Bahkan, disebut telah mewarnai rekam jejak sejarah kehidupan masyarakat terdahulu di Minangkabau yang mampu hidup berdampingan dengan satwa tersebut.

"Saya tinggal di Jakarta. Sejak usia 21 tahun sudah tertarik di bidang desain. Awalnya jual tas khusus perempuan. Setahun belakangan saya beralih ke wastra Minang kontemporer, khususnya songket khas Sumatera Barat. Ayah saya asal Solok dan Ibu asal Bukittinggi," kata Vonny Andria, Sabtu (31/5/2025).

Vonny menyebut, Sumatera Barat, dengan kekayaan alam dan budayanya, memiliki tradisi tenun songket yang sangat indah dan bernilai tinggi.

Di tengah beragam motif yang terinspirasi dari alam dan kehidupan sosial, lahirlah Balang Manarangi, sebuah konsep tenunan yang mengangkat keindahan dan keagungan Harimau Sumatera.

Menurut Vonny, Balang Manarangi lebih dari sekadar motif visual. Ia adalah perwujudan filosofi mendalam tentang kekuatan, keberanian, dan pentingnya posisi Harimau Sumatera sebagai satwa penyeimbang ekosistem hutan.

Untuk tahap pertama, Balang Manarangi hadir dalam bentuk selendang, dengan garis motif yang mengisyaratkan bentuk misai (kumis), cakar, taring, jalan di kawasan pegunungan, hingga auman harimau yang divisualkan dalam bentuk gelombang serta garis hitam sebagai representasi loreng harimau.

Vonny menyebut, Balang Manarangi telah diluncurkan secara eksklusif pada Jumat, 30 Mei 2025 di Creative Stage, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

Selain selendang, dalam pertunjukan fesyen tersebut juga dirilis koleksi 8 busana spesial bertema Harimau Sumatera betina, bernama Lorenque Suit.

Ide Balang Manarangi lahir saat Vonny pulang kampung ke Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Dalam perjalanan menuju Pasar Ateh Bukittinggi, ia melihat monumen Inyiak Balang di beberapa titik. Dari sanalah inspirasi muncul untuk menciptakan songket bermotif belang Harimau Sumatera.

Dua pekan pasca Idul Fitri 1446 Hijriah, Vonny bertemu dengan Andri Mardiansyah dan Adi Prima, dua pendiri Yayasan Jejak Harimau Sumatera di Padang.

Dari pertemuan itu, ia mendapatkan banyak wawasan, baik mengenai aspek ekologi Harimau Sumatera, kaitannya dengan budaya, hingga mitos yang menyertainya.

"Kolaborasi dengan Yayasan Jejak Harimau Sumatera menjadi fondasi penting dalam penciptaan Balang Manarangi, memperdalam pemahaman akan filosofi dan urgensi pelestarian Harimau Sumatera," ujar Vonny.

Tujuan utamanya adalah menghasilkan karya seni songket yang tidak hanya memukau secara estetika, tetapi juga menyampaikan pesan konservasi yang kuat terhadap satwa endemik pulau Sumatera tersebut.

Nama Balang Manarangi sendiri berasal dari bahasa Minangkabau. “Balang” merujuk pada corak belang Harimau Sumatera, sedangkan “Manarangi” berarti memancarkan cahaya atau bersinar.

"Secara keseluruhan, nama ini menyiratkan keindahan corak harimau yang memukau, sekaligus memancarkan kekuatan dan keagungan," jelas Vonny.

Vonny menegaskan bahwa konsep Balang Manarangi bukan sekadar meniru pola belang harimau, melainkan menangkap esensi satwa karismatik tersebut. Harimau Sumatera adalah simbol kekuatan alam yang menginspirasi nilai keberanian, ketangguhan, dan kewibawaan.

Motif dalam tenunan ini menampilkan interpretasi artistik dari pola belang Harimau Sumatera. Dengan keahlian tinggi para pengrajin, pola tersebut diterjemahkan dalam bentuk desain geometris elegan yang tetap mempertahankan esensi visual.

"Saya terinspirasi oleh Harimau Sumatera betina. Bagi saya, harimau betina adalah sosok induk yang memiliki peran penting dalam proses berkembang biak, terus berjuang menjaga kelangsungan hidup anak-anaknya, meski habitatnya makin menyusut," ujar Vonny.

Teknik yang digunakan dalam penciptaan songket ini adalah tenun tradisional Minangkabau dengan pewarna alami yang rumit, membutuhkan ketelitian serta pengetahuan tinggi. Kompleksitas teknik inilah yang justru menjadi kekuatan dari karya ini.

Konsep Balang Manarangi membawa dua misi besar: melestarikan tradisi tenun songket Minangkabau dan meningkatkan kesadaran akan konservasi Harimau Sumatera.

"Melalui motif yang terinspirasi dari keagungan satwa endemik pulau Sumatera ini, saya berharap konsumen tidak hanya mengenakan kain yang indah, tapi juga membawa semangat untuk menjaga warisan budaya dan konservasi Inyiak Balang," tutup Vonny.

Load More