Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 06 Mei 2025 | 19:58 WIB
Kecelakaan Bus ALS. [Dok. Tagana Padang Panjang]

SuaraSumbar.id - Kecelakaan maut yang melibatkan Bus ALS rute Medan–Jakarta di tikungan menurun dekat Terminal Bukit Surungan, Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (6/5/2025), menyisakan duka mendalam.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, menyampaikan belasungkawa dan menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap keselamatan transportasi umum di wilayahnya.

“Saya turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah ini. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan penanganan korban berjalan baik dan kejadian serupa tidak terulang lagi,” ujar Mahyeldi.

Kecelakaan tragis ini merenggut 12 nyawa, sementara 22 penumpang lainnya mengalami luka-luka. Para korban telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat oleh tim gabungan yang terdiri dari personel kepolisian, petugas pemadam kebakaran, dan relawan kemanusiaan.

Baca Juga: Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Tewaskan 12 Orang, Semuanya Penumpang!

Hingga saat ini, proses identifikasi korban masih terus dilakukan oleh tim forensik dan DVI (Disaster Victim Identification).

Gubernur Mahyeldi meminta seluruh operator angkutan umum di Sumbar untuk mengevaluasi kelayakan armada mereka. Ia juga meminta Dinas Perhubungan Sumbar dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) untuk meningkatkan pengawasan terhadap kendaraan yang beroperasi, terutama angkutan antarprovinsi.

“Kelayakan armada harus menjadi prioritas utama. Kami minta Dishub dan BPTD lebih serius dalam pengawasan,” tegas Mahyeldi.

Kecelakaan Bus ALS ini menambah daftar panjang insiden lalu lintas di jalur Padang–Bukittinggi yang dikenal memiliki medan berat dan padat kendaraan, terutama saat musim liburan.

Dalam lima bulan pertama tahun 2025, menurut data dari Dirlantas Polda Sumbar, telah terjadi 37 kecelakaan lalu lintas di jalur ini, dengan total korban meninggal mencapai 25 jiwa.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Bus ALS Angkut 25 Penumpang Terbalik di Padang Panjang, Korban Terhimpit hingga Tewas

Sebelumnya, sebanyak 12 orang tewas dari insiden kecelakaan bus milik perusahaan otobus Antar Lintas Sumatera (ALS) yang terguling di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (6/5/2025).

Semua korban tewas merupakan penumpang bus. Mereka tewas terimpit, usai bus terguling ke sisi kiri trotoar jalan.

"Semua korban sudah dievakuasi. Korban meninggal 12 orang terdiri dari lima perempuan dan tujuh laki-laki," ujar Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Padang Panjang, Ferix Sonanda, Selasa (6/5/2025).

Selain pihak kepolisian dan Basarnas, Tagana diketahui juga berada di lokasi kejadian membantu proses evakuasi para korban. Ferix menyebutkan, belasan penumpang mengalami luka-luka.

"Korban luka-luka dirawat di dua rumah sakit yakni RS Ibnu Sina Padang Panjang dan RSUD Padang Panjang serta puskesmas," ungkapnya.

Korban tewas 12 orang ini juga dibenarkan Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, AKBP Reza Chairul Akbar Sidiq.

"Sementara 12 meninggal dunia," singkat Reza saat dikonfirmasi.

Untuk kondisi bus yang terguling saat ini telah dievakuasi. Polisi belum membeberkan kronologi detail kecelakaan ini.

Namun dari rekaman CCTV, bus ALS melaju kencang dari arah Bukittinggi hingga di tikungan berbelok lalu terguling. Diduga bus mengalami rem blong.

Cara Mencegah Rem Blong

Rem blong masih menjadi momok menakutkan bagi para pengendara, terutama di jalur pegunungan dan turunan curam. Kegagalan sistem pengereman ini sering kali menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang berujung maut, terutama pada kendaraan angkutan berat dan umum.

Berdasarkan data Korlantas Polri, lebih dari 30 persen kecelakaan berat di jalan raya disebabkan oleh rem blong. Fenomena ini banyak ditemukan di wilayah yang memiliki medan ekstrem seperti di Sumatera Barat, Jawa Barat, dan kawasan pegunungan lainnya yang dilalui truk atau bus.

Pakar keselamatan jalan menyoroti bahwa rem blong tidak pernah terjadi secara mendadak tanpa penyebab. Sejumlah faktor teknis dan non-teknis menjadi akar permasalahan yang kerap diabaikan oleh pemilik kendaraan maupun sopir angkutan barang.

Salah satu penyebab utama rem blong adalah pemanasan berlebihan pada sistem pengereman. Saat kendaraan melaju di turunan panjang dan menggunakan rem secara terus-menerus, suhu pada kampas dan cakram rem meningkat drastis.

Kondisi ini dikenal dengan istilah brake fade, yaitu saat suhu tinggi membuat daya cengkeram rem melemah. Akibatnya, kendaraan sulit dikendalikan dan pengemudi kehilangan kendali di tengah kecepatan tinggi.

Kasus seperti ini banyak ditemukan di jalur Padang-Painan, Lembang-Subang, serta Sitinjau Lauik—yang dikenal sebagai jalur maut di Sumbar. Di jalur-jalur ini, rambu peringatan bahaya rem blong bahkan dipasang di beberapa titik rawan.

Selain overheat, kebocoran minyak rem juga menjadi penyebab dominan kegagalan sistem pengereman. Sistem pengereman hidrolik bekerja dengan tekanan minyak rem.

Jika terjadi kebocoran pada selang atau master silinder, tekanan berkurang, dan rem tidak dapat berfungsi maksimal.

Masalah lainnya yang kerap luput dari perhatian adalah muatan berlebih. Saat kendaraan membawa barang melebihi kapasitas, beban pengereman meningkat. Hal ini membuat sistem rem bekerja lebih keras dan cepat mengalami keausan.

Penggunaan minyak rem yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan juga menjadi faktor risiko. Pemilihan cairan rem yang tidak tepat bisa menyebabkan vapor lock—udara atau uap air yang masuk ke dalam sistem rem dan mengganggu tekanan hidrolik.

Jika tidak segera ditangani, vapor lock bisa menyebabkan rem tidak merespons sama sekali meskipun pedal diinjak dalam-dalam. Inilah yang sering disebut sebagai "pedal rem amblas" oleh pengemudi.

Peran Pengemudi dan Perawatan Berkala Sangat Krusial

Tak hanya dari sisi teknis, faktor manusia juga punya peran penting. Kelelahan pengemudi sering kali menyebabkan keterlambatan reaksi saat menghadapi gejala awal rem blong. Di kondisi ini, beberapa detik keterlambatan bisa jadi pembeda antara selamat atau celaka.

Pengemudi perlu memahami ciri-ciri awal rem bermasalah, seperti pedal rem terasa dalam, respon pengereman melambat, atau muncul suara gesekan tajam. Bila gejala ini muncul, disarankan segera menghentikan kendaraan dan melakukan pemeriksaan.

Perawatan berkala seperti pengecekan kampas rem, pembersihan kaliper, hingga penggantian minyak rem wajib dilakukan, terutama untuk kendaraan angkutan yang menempuh perjalanan jauh dan melintasi medan berat.

Upaya Pencegahan dan Edukasi Masyarakat

Kementerian Perhubungan serta Korlantas Polri telah menggencarkan edukasi tentang pentingnya keselamatan berkendara dan pemeriksaan rutin kendaraan. Pemeriksaan di terminal angkutan umum dan pos cek kendaraan berat di jalur-jalur nasional juga terus dilakukan.

Langkah pencegahan paling efektif untuk menekan angka kecelakaan akibat rem blong adalah dengan memastikan sistem rem berfungsi optimal sebelum kendaraan berangkat. Terutama di musim libur panjang atau arus mudik, ketika volume kendaraan meningkat tajam.

Kesadaran kolektif antara pemilik kendaraan, pengemudi, dan pemerintah dibutuhkan untuk mengatasi persoalan rem blong yang telah menelan banyak korban jiwa. Dengan langkah antisipatif dan pemahaman terhadap penyebab teknis, angka kecelakaan bisa ditekan secara signifikan.

Load More