Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 30 April 2025 | 14:54 WIB
Kendaraan mengantre di Gerbang Tol Padang-Sicincin di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. [Dok. Antara/Muhammad Zulfikar]

Rencana pengajuan PMN 2026 untuk pembangunan Tol Padang-Pekanbaru seksi Sicincin-Bukittinggi dinilai penting karena ruas ini akan menjadi penghubung vital antara Padang, Bukittinggi, dan wilayah utara Sumatera Barat.

Jika tersambung hingga Kota Payakumbuh, jalur tol ini akan mendorong konektivitas antarwilayah dan meningkatkan daya saing daerah di sektor ekonomi, logistik, dan pariwisata.

Sementara itu, data dari Kementerian PUPR mencatat bahwa proyek Jalan Tol Trans Sumatera secara keseluruhan ditargetkan rampung bertahap hingga tahun 2027.

Ruas Padang-Pekanbaru, yang menjadi bagian penting dalam jaringan itu, memiliki panjang total lebih dari 250 kilometer dan dibagi dalam beberapa seksi.

Masyarakat Sumbar pun berharap agar dengan adanya PMN 2026, pembangunan tol di provinsi ini tidak lagi tertinggal dibandingkan daerah lain seperti Lampung, Palembang, atau Riau yang proyek tol Trans Sumaterranya telah beroperasi.

Andre Rosiade juga mengingatkan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah agar pembangunan bisa berjalan efektif. Menurutnya, keberhasilan kelanjutan proyek ini sangat tergantung pada penyelesaian masalah pembebasan lahan yang selama ini menjadi hambatan utama.

“Selama persoalan pembebasan lahan belum selesai, pembangunan tol akan selalu tersendat. Jadi kita dorong pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar lebih proaktif dan serius menangani hal ini,” kata politisi Partai Gerindra tersebut.

Dengan adanya komitmen pemerintah untuk mengajukan PMN 2026, serta jika koordinasi pusat dan daerah berjalan lancar, maka proyek Tol Padang-Pekanbaru Seksi Sicincin-Bukittinggi diyakini bisa mulai dikerjakan dalam waktu dekat dan menjadi tonggak kemajuan infrastruktur Sumatera Barat ke depan.

Load More