SuaraSumbar.id - Jajaran Polres Solok Kota berhasil mengungkap identitas kerangka manusia yang ditemukan di belakang Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
Kasat Reskrim Polres Solok Kota, Iptu Oon Kurnia Ilahi, mengatakan bahwa setelah laporan penemuan kerangka manusia diterima pada Kamis (24/4/2025) sore, tim kepolisian segera menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang berada di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.
“Kami melakukan olah TKP bersama anggota dan langsung mengevakuasi mayat ke RSUD M Natsir Kota Solok,” katanya, dikutip dari Antara, Senin (28/4/2025).
Di rumah sakit, tim medis membersihkan tulang belulang serta pakaian korban untuk dilakukan Visum Et Repertum. Berdasarkan hasil visum, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada kerangka tersebut. Tengkorak korban masih utuh, mengindikasikan kematian tanpa unsur kekerasan.
Baca Juga: Kerangka Manusia Ditemukan di Kebun Padang Pariaman, Ada HP di Dekatnya
Saat proses pemeriksaan berlangsung, keluarga korban mendatangi RSUD M Natsir setelah mendapat informasi dari pihak berwenang. Mereka mengidentifikasi korban sebagai Deswinto (49), seorang anggota keluarga mereka yang telah dilaporkan hilang sebelumnya.
Menurut keluarga, Deswinto mengidap gangguan jiwa sejak tahun 2000, atau sekitar 24 tahun terakhir. Identifikasi diperkuat dari pakaian korban, berupa baju Linmas dan ikat pinggang, yang masih melekat di tubuh saat ditemukan.
Penemuan kerangka manusia di Solok ini berawal dari kecurigaan seorang warga, Wirzal (48), yang sedang mencari rumput di sekitar lokasi.
Ia mencium bau busuk yang menyengat dari semak-semak belakang Kantor DPRD Kota Solok. Setelah ditelusuri, ia menemukan kerangka manusia dalam kondisi membusuk dan terpisah-pisah.
Iptu Oon menyebutkan bahwa pihak keluarga Deswinto sudah membuat surat pernyataan tidak melakukan otopsi terhadap jenazah.
Baca Juga: Residivis Jambret Diringkus Polres Solok Kota, Pelaku Incar Emak-emak Bawa Tas di Motor!
"Pihak keluarga sudah ikhlas menerima keadaan ini dan menolak dilakukannya otopsi,” jelasnya.
Penemuan mayat di belakang Kantor DPRD Kota Solok ini menjadi perhatian masyarakat luas, mengingat lokasi temuan berada di kawasan pusat pemerintahan kota. Kepolisian mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak berspekulasi lebih jauh karena hasil visum menunjukkan tidak adanya unsur kekerasan.
Kasus ini menambah daftar kejadian penemuan mayat yang pernah terjadi di Sumatera Barat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Polda Sumbar, laporan kehilangan orang dengan gangguan jiwa memang cukup sering terjadi, terutama di daerah-daerah dengan tingkat populasi padat.
Hingga kini, Polres Solok Kota tetap melakukan monitoring di sekitar lokasi dan memastikan tidak ada indikasi lain yang mengarah pada tindak pidana. Pemeriksaan lanjutan tetap dilakukan untuk melengkapi berkas administrasi perkara.
Di sisi lain, fenomena orang hilang dengan latar belakang gangguan jiwa seperti yang dialami Deswinto perlu menjadi perhatian lebih dari pemerintah daerah. Penyediaan tempat rehabilitasi khusus dan pendampingan sosial dinilai penting agar kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.
Berapa Lama Jadi Kerangka Manusia?
Tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar 8 hingga 12 tahun untuk sepenuhnya terurai menjadi kerangka setelah dikuburkan.
Jika mayat tidak dikuburkan dalam peti mati dan terpapar serangga serta elemen lainnya, proses ini bisa berlangsung lebih cepat, sekitar 5 tahun. Sebaliknya, jika dikuburkan dalam peti mati, pembusukan bisa melambat hingga 50 tahun.
Beberapa faktor mempengaruhi kecepatan pembusukan. Suhu tinggi dan kelembapan rendah mempercepat mumifikasi, sementara suhu rendah dan kelembapan tinggi memperlambatnya. Kedalaman kuburan juga berpengaruh, di mana mayat yang dikubur lebih dalam cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai.
Mayat dalam peti mati membusuk lebih lambat dibandingkan yang dikuburkan tanpa peti. Selain itu, mayat yang terpapar udara terbuka membusuk lebih cepat, dan tubuh yang lebih besar serta berat umumnya membusuk lebih lambat dibandingkan tubuh yang kecil dan ringan.
Proses pembusukan terjadi dalam beberapa tahap. Setelah kematian, bakteri mulai memecah sel-sel tubuh, menyebabkan perubahan warna kulit, pembusukan jaringan lunak, dan penumpukan gas.
Selanjutnya, jaringan lunak terus terurai, gas dilepaskan, dan tulang mulai terlihat. Seiring waktu, tulang menjadi rapuh dan akhirnya terurai. Proses ini bisa berlangsung bertahun-tahun hingga puluhan tahun, tergantung pada berbagai faktor di atas.
Berita Terkait
-
Kerangka Manusia Ditemukan di Kebun Padang Pariaman, Ada HP di Dekatnya
-
Residivis Jambret Diringkus Polres Solok Kota, Pelaku Incar Emak-emak Bawa Tas di Motor!
-
Diduga Jual 29 Ekor Sapi Pemerintah, Oknum PNS Pemkab Solok Diciduk di Aceh
-
Tragis! Lansia Hilang di Solok Ditemukan Tinggal Kerangka di Jurang
-
Penemuan Jasad Perempuan di Jalan Solok-Bukittinggi, Ini Penjelasan Polisi
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
-
DOR! Dua Bule Australia Jadi Korban Penembakan di Bali, Pelaku Disebut Gunakan Jaket Ojol
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Lowongan Kerja Guru Sekolah Rakyat 2025: Ini Syaratnya, Cara Daftar dan Jadwal Lengkap!
-
Daftar 5 Link DANA Kaget per Sabtu 14 Juni 2025, Begini Cara Aman Klaim Saldo Gratis!
-
Profil Arry Yuswandi, Ketua MPKS Muhammadiyah Sumbar yang Resmi Jadi Sekda Sumbar!
-
Ngeri! Kasus Mutilasi di Pesisir Selatan, Daging Korban Digoreng dan Dimakan Si Pembunuh
-
Kronologi Penemuan Janin di Kawasan Gunung Padang, Ini Penjelasan Polisi