Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Selasa, 04 Februari 2025 | 16:36 WIB
Ilustrasi garis polisi [suara.com/Nur Habibie]

Rahmat diduga dianiaya di lantai dua sebuah bangunan yang masih dalam tahap pembangunan, sebelum akhirnya ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi tersebut.

Selain itu, keluarga mempertanyakan hilangnya semua barang pribadi Rahmat, termasuk motor, ponsel, dompet, dan jam tangan. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa ia bukanlah pelaku pencurian, melainkan korban kekerasan yang direncanakan.

Keluarga Rahmat, dibantu oleh kuasa hukum, menemukan beberapa fakta yang memperkuat dugaan bahwa ada manipulasi dalam penyelidikan awal kasus ini.

Paman korban menyebut bahwa proses pengusutan kasus ini berjalan sangat lambat, sehingga keluarga harus meminta bantuan beberapa anggota DPR, seperti Andre Rosiade dan Cindy Monica Salsabila Setiawan, untuk mendesak pihak berwenang mempercepat penyelidikan.

Baca Juga: Andre Rosiade Kawal Kasus Kematian Perantau Sumbar di Jakarta: Minta Polisi Usut Tuntas

"Alhamdulillah upaya ini membuahkan hasil, kasus sudah ditangani Polres Jakarta Timur," ungkap Helton.

Pihak keluarga menegaskan bahwa mereka tidak percaya Rahmat meninggal akibat amukan massa, melainkan menjadi korban pembunuhan yang direncanakan.

Mereka meminta polisi mengungkap siapa dalang di balik penganiayaan ini serta memastikan bahwa seluruh pelaku yang terlibat dihukum sesuai hukum yang berlaku.

"Kami mencurigai adanya indikasi lain dalam kasus ini. Menurut kami, ini bukan sekadar amukan massa, tetapi pembunuhan yang direncanakan," tegas Helton.

Kini, dengan 10 pelaku telah diamankan, masyarakat menanti bagaimana kelanjutan kasus ini, apakah keadilan bagi Rahmat Vaisandri benar-benar akan ditegakkan atau masih ada misteri lain yang belum terungkap.

Baca Juga: Misteri Kematian Sopir Bus di Jakarta, Keluarga Rahmat Asal Agam Ngdu ke DPR, Curiga Pembunuhan Berencana

Kontributor : Rizky Islam

Load More