SuaraSumbar.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), menegaskan bahwa wisatawan dilarang menaiki kapal bekas KRI Teluk Bone 511 yang terdampar di Pantai Pauh. Larangan ini diberlakukan demi keselamatan pengunjung karena kondisi kapal yang belum stabil dan tidak aman.
“Foto-foto di bawah boleh, tetapi menaikinya tidak boleh. Kalau ada yang naik, maka akan ditegur oleh TNI AL,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Raski Fitra, Senin (29/12/2024).
Raski mengungkapkan, pihaknya telah meminta bantuan TNI Angkatan Laut untuk memberikan teguran tegas kepada pengunjung yang mencoba menaiki kapal tersebut. Insiden wisatawan yang naik ke kapal bekas itu sempat terjadi karena kurangnya pengawasan petugas di lokasi.
Naiknya sejumlah wisatawan ke atas kapal bekas KRI Teluk Bone pertama kali diketahui dari unggahan akun Facebook Basrizal. Dalam video tersebut, terlihat beberapa orang berjalan di atas kapal sambil mengabadikan momen, bahkan ada anak-anak yang bermain di sana.
Video yang menjadi viral itu mengundang perhatian masyarakat, termasuk Penjabat Wali Kota Pariaman, Roberia.
"Saya tahu informasi ini dari Pak Pj Walikota," ujar Raski.
Petugas yang biasanya berjaga di depan untuk menarik retribusi saat itu tidak memantau area kapal secara langsung.
Kapal perang bekas hibah dari Kementerian Pertahanan itu sebelumnya ditempatkan di tengah laut, beberapa ratus meter dari bibir pantai, sambil menunggu ketersediaan anggaran untuk dijadikan bagian dari objek wisata Pariaman. Namun, arus laut yang kuat membuat kapal ini terdampar di Pantai Pauh.
Pemerintah Kota Pariaman menunda pemberdayaan kapal bekas KRI Teluk Bone sebagai objek wisata karena sejumlah kendala, termasuk tidak tersedianya anggaran di APBD 2024.
Penjabat Wali Kota Pariaman, Roberia, menyebut bahwa niat untuk memanfaatkan kapal tersebut sudah ada sejak kepemimpinan wali kota sebelumnya.
“Niat itu sangat baik, tetapi untuk merealisasikannya dibutuhkan biaya. Saat ini saya fokus untuk menyelesaikan utang daerah sebesar Rp12 miliar, yang Rp5 miliar di antaranya sudah lunas,” kata Roberia.
Pemerintah menegaskan bahwa keselamatan pengunjung tetap menjadi prioritas utama. Untuk sementara waktu, kapal bekas perang itu hanya dapat dinikmati sebagai objek foto dari kejauhan, sambil menunggu perencanaan lebih lanjut. (Antara)
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Semen Padang FC Optimistis Raih Tiga Poin Saat Hadapi PSBS Biak di Stadion Agus Salim!
-
Kota Padang Hadirkan Aplikasi Lapor Kekerasan Perempuan dan Anak, Begini Cara Lapornya!
-
Sukses Melesat! UMKM Healthcare Berkembang Berkat Program BRI Pengusaha Muda BRILiaN
-
Cuan Maksimal! Investasi SR023T3 & SR023T5 Dapat Kupon 5,95% Hingga Cashback Belasan Juta
-
Padang Bakal Bentuk Satgas Penanganan Ternak di TPA Air Dingin, Ini Alasannya