SuaraSumbar.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, mengusulkan agar pemerintah mereset ulang atau mengubah paradigma dalam pengalokasian subsidi pemerintah untuk masyarakat petani di Indonesia.
Menurut politikus PDIP dari Sumatera Barat (Sumbar) itu, subsidi seharusnya diarahkan pada produk hasil pertanian, bukan lagi pada faktor produksi seperti pupuk bersubsidi.
“Sudah saatnya subsidi itu dialokasikan pada produk yang dihasilkan petani, tidak lagi pada program pupuk bersubsidi ini,” tegas Alex dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Dalam RDP yang dipimpin oleh Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, Alex Indra Lukman menyoroti panjangnya rantai distribusi pupuk bersubsidi yang dinilai menghambat petani.
Ia menyebutkan, rantai distribusi saat ini dimulai dari pabrik, dilanjutkan ke distributor, kios penyalur, dan baru sampai ke tangan petani.
Alex mengusulkan pemangkasan rantai distribusi agar pupuk bersubsidi dapat langsung didistribusikan dari pabrik ke koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Ribuan distributor dan pemilik kios akan terdampak jika ini dilakukan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Alex menekankan pentingnya menjaga nilai keekonomian produk berbasis pertanian dengan cara mengalihkan subsidi ke produk petani. Langkah ini, menurutnya, akan meningkatkan kemampuan finansial petani dalam mengelola usaha pertanian.
“Jika petani memiliki daya beli, harga tidak akan menjadi persoalan. Untuk itu, subsidi harus diarahkan ke produk yang dihasilkan petani, bukan pada pupuk,” tambahnya.
Alex juga meminta Kementerian Pertanian memastikan nilai keekonomian seluruh produk pertanian di Indonesia, sehingga petani dapat bertahan dan berkembang di tengah persaingan pasar bebas.
Reformasi Terminologi Subsidi di APBN
Sebagai bagian dari solusi, Alex mengusulkan perubahan terminologi dalam alokasi subsidi di struktur anggaran Kementerian dan Lembaga pada APBN.
“Selama ini, istilah ‘pupuk bersubsidi’ digunakan sebagai kata sifat. Jika diganti menjadi ‘menyubsidi produk,’ sebagian besar masalah petani akan terselesaikan,” jelas Alex.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengakui bahwa rantai distribusi pupuk bersubsidi saat ini terlalu panjang. Proses penentuan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi melibatkan banyak tahapan, mulai dari usulan petani ke penyuluh, hingga disetujui oleh berbagai pihak di tingkat daerah dan pusat.
“Jika terlalu banyak tahapan seperti ini, pupuk bersubsidi bisa saja baru sampai ke petani saat mereka sudah selesai panen,” kata Rahmad.
Usulan reformasi distribusi dan alokasi subsidi ini diharapkan dapat mempercepat pengesahan Peraturan Presiden (Perpres) terkait penyederhanaan rantai distribusi pupuk bersubsidi, sebagaimana yang tengah digagas oleh Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto.
Berita Terkait
-
Politikus PDIP Kritik Raja Juli Boyong Kader PSI Ramai-ramai Masuk Tim FOLU Net Sink 2030: Seleksinya Bagaimana?
-
Wakil Komisi IV DPR Sebut Ganjil Dalil Tanah Musnah Kasus Pagar Laut: Selidiki dengan Pansus!
-
Gibran Ngaku Senasib dengan Stefanus Gusma Usai Dipecat, Politikus PDIP: Wapres kok Bohong?
-
Cerita Ahmad Basarah PDIP Bertemu Anies Baswedan Satu Jam usai Putusan MK: Banyak Diskusi soal Pemikiran Bung Karno
-
Resmi Gantikan Politisi PDIP, Menkumham Baru Supratman Andi Agtas Punya Harta Rp18,4 Miliar
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
-
Kisah Unik Reinkarnasi di Novel Life and Death are Wearing Me Out
-
10 Model Gelang Emas 24 Karat yang Cocok untuk Pergelangan Tangan Gemuk
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
Terkini
-
Polresta Padang Kandangkan 140 Motor dalam Razia Balap Liar, Knalpot Brong dan STNK Target Utama!
-
Gunung Marapi Erupsi 46 Detik, Ancaman Lahar Dingin Tetap Mengintai!
-
Sumbar Lawan Karhutla: 10 Ton NaCl Diterbangkan BMKG untuk Hujan Buatan!
-
Galaxy Z Fold7 Hadir Lebih Tipis dan Tetap Kokoh Setelah Melewati Tes Uji 500 Ribu Kali Lipatan
-
Polda Sumbar Perketat Pengawasan Tol Padang-Sicincin, Kenapa?