Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 27 November 2024 | 22:19 WIB
Ilustrasi pistol memuntahkan proyektil peluru. [shutterstock]

SuaraSumbar.id - Wakil Bupati Solok Selatan, Yulian Efi, yang kembali maju sebagai Calon Wakil Bupati di Pilkada 2024 mendapatkan teror penembakan. Dua kali tembakan pecahkan kaca rumah dinas Yulian Efi.

Menurut pihak kepolisian, dugaan penembakan ini terjadi satu jam setelah keributan terjadi di rumah kandidat Calon Wakil Bupati, Boy Iswarmen. Keterkaitan kedua kasus ini sedang diselidiki polisi.

Kuasa Hukum Yulian Efi, Suharizal mengatakan, penembakan itu menjadi efek menakutkan bagi pejabat negara.

"Ini dilakukan oleh orang profesional. Karena targetnya itu dari jarak 30 meter pas. Memang dia target kaca berbunyi, dan kaca itu tampak terang bolang," ujar Suharizal, Rabu (27/11/2024).

Dari dua proyektil yang ditemukan, kata Suharizal, diketahui peluru bukan berasal dari senapan angin, melainkan airsoft gun.

"Artinya adalah ini kalau ditemukan pelakunya tentu mesti diidentifikasi. Berizin atau tidak," katanya.

Suharizal menegaskan yang diserang bukanlah rumah pasangan calon, melainkan rumah dinas. Tentunya ini adalah aset negara.

Yulian Efi kembali menjabat sebagai wakil bupati setelah cuti di masa kampanye. Ia kompak berpasangan lagi dengan Bupati Solok Selatan, Khairunas.

"Ini adalah rumah negara. Ini adalah rumah dinas wakil bupati. Setelah kami telusuri dua sampai tiga jam setelah kejadian, kami sudah bisa mengidentifikasi siapa pelaku," ungkap Suharizal.

"Bahkan Keberadaan mobilnya sudah kami ketahui. Tentu bukan kapasitas kami untuk melakukan penyelidikan," sambungnya.

Suharizal berharap pihak kepolisian segera mengamankan pelaku penembakan tersebut.

"Jadi kami berharap kepada Kapolda dan Kapolres Solok Selatan untuk segera mengamankan pelaku. Agar kemudian tidak menjadi efek menakutkan bagi pejabat negara lainnya di Kabupaten Solok Selatan," jelasnya.

Dia belum bisa menyimpulkan apakah penembakan ini berkaitan dengan politik dan Pilkada di Kabupaten Solok Selatan.

"Kami belum mengambil kesimpulan ke arah sana. Tapi ini terang kepada pejabat negara. Seharusnya negara melindungi para pimpinan daerah. Yang pasti motifnya jelas memberikan efek menakut," ucapnya.

Kontributor: Saptra S

Load More