Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 07 November 2024 | 20:16 WIB
Sejumlah warga bersama personel kepolisian berusaha memindahkan mobil yang terseret banjir lahar dingin di Kabupaten Agam pada 15 Mei 2024 lalu. [Dok.Antara/Muhammad Zulfikar]

SuaraSumbar.id - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memaksimalkan penggunaan empat unit sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) yang baru dipasang oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Alat tersebut berfungsi untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dingin Gunung Marapi.

"Meski EWS ini masih dalam tahap uji coba, alat ini sudah dapat difungsikan dan mampu mendeteksi kondisi di sungai-sungai yang berhulu dari Gunung Marapi," ujar Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, Kamis (7/11/2024).

BPBD Sumbar menegaskan bahwa EWS menjadi langkah awal untuk meminimalisir dampak dari banjir lahar dingin yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Ilham mengakui bahwa empat unit EWS masih jauh dari ideal. Sebab, terdapat 12 sungai yang berhulu dari Gunung Marapi dan tersebar di Kabupaten Agam serta Kabupaten Tanah Datar.

Meski begitu, BPBD Sumbar akan memaksimalkan alat yang ada sembari terus mengupayakan tambahan perangkat untuk memastikan perlindungan yang lebih luas bagi masyarakat.

Empat unit Early Warning System ini dilengkapi dengan CCTV dan sensor curah hujan untuk mendeteksi kenaikan muka air. Selain itu, BPBD Sumbar bersama pemerintah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar tengah menyiapkan langkah mitigasi tambahan, termasuk pemasangan rambu jalur evakuasi dan penentuan titik kumpul sementara.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menambahkan bahwa sistem EWS yang dipasang dilengkapi dengan perangkat sensor, kamera pengintai, dan menara sirine yang sudah teruji fungsinya melalui rangkaian uji coba yang dilakukan oleh BNPB bersama BMKG, PVMBG, dan BBWS Sumatera V. (antara)

Load More