Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 12 Oktober 2024 | 20:58 WIB
Ilustrasi - Universitas Andalas. [suara.com/Maidian Reviani]

SuaraSumbar.id - Dalam sesi bedah visi misi yang digelar oleh BEM KM Universitas Andalas (Unand) pada Sabtu (12/10/2024), dua calon Gubernur Sumatera Barat (Cagub) menyampaikan gagasan mereka terkait pemberdayaan perempuan.

Kedua calon, Mahyeldi (nomor urut 1) dan Epyardi Asda (nomor urut 2), diminta oleh panelis Dr. Indah Adi Putri, Dosen Ilmu Politik Unand, untuk menjelaskan langkah-langkah mereka dalam memberdayakan perempuan di Sumbar jika terpilih.

Dalam diskusi tersebut, Dr. Indah menyoroti pentingnya kesetaraan gender dan meminta kedua kandidat untuk mengungkapkan bagaimana mereka akan meningkatkan posisi perempuan di Sumbar, terutama dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya.

Selain itu, Indah juga menekankan perlunya peningkatan anggaran bagi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak untuk memastikan hak-hak perempuan dan anak mendapatkan perhatian serius.

Baca Juga: 'Jalan Rusak dan Banjir Merata di Sumbar!', Mahasiswa Unand Cecar Cagub Mahyeldi

Mahyeldi, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Sumbar, mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan adalah salah satu prioritas utama ke depan.

Salah satu programnya adalah dengan memperkuat implementasi Perda Ketahanan Keluarga yang sudah ada di Sumbar, serta penguatan peran kelembagaan adat nagari dan bundo kanduang.

"Kami ingin memperkuat gerakan Sumbar harmonis melalui ABS-SBK (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah). Dengan adanya Perda Ketahanan Keluarga, kami ingin melibatkan perempuan dalam penguatan lembaga adat di nagari," ujar Mahyeldi.

Ia juga merespons usulan peningkatan anggaran bagi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak dengan menyatakan bahwa penguatan lembaga adat akan membantu mengatasi banyak masalah sosial di tingkat lokal, sehingga tugas penegak hukum dapat berkurang.

Di sisi lain, Epyardi Asda menekankan pentingnya kesetaraan gender dan menggarisbawahi peran besar perempuan di Sumbar, yang memiliki sistem matrilineal. Menurutnya, perempuan tidak hanya setara dengan laki-laki, tetapi seringkali lebih cermat dan hati-hati dalam mengambil keputusan.

Baca Juga: Kontroversi PHK Massal THL di Solok, Mahasiswa Unand Cecar Epyardi Asda

"Saya percaya pada kesetaraan gender. Bahkan, di Solok, lebih dari setengah kepala dinas diisi oleh perempuan. Ini bukan karena kedekatan, tetapi karena kemampuan dan potensi mereka," jelas Epyardi, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Solok.

Epyardi juga menjelaskan bahwa selama masa kepemimpinannya di Solok, ia telah mengalokasikan anggaran besar untuk pemberdayaan perempuan. Dari total anggaran UMKM sebesar Rp 90 miliar, mayoritas disalurkan kepada pelaku usaha perempuan.

Dalam pertemuan ini, kedua calon gubernur menyampaikan komitmennya untuk memberdayakan perempuan dan menempatkan isu kesetaraan gender sebagai prioritas jika terpilih memimpin Sumbar selama lima tahun ke depan.

Pilkada Sumbar 2024 akan menjadi ajang penting untuk melihat bagaimana para kandidat memprioritaskan isu-isu sosial seperti pemberdayaan perempuan di provinsi ini.

Kontributor : Rizky Islam

Load More