SuaraSumbar.id - Konflik antara warga dan Beruang Madu terjadi di Jorong Taratak Baru, Nagari Lubuk Malako, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Konflik ini tentu bikin masyarakat resah, apalagi setelah beberapa insiden yang melibatkan hewan ini. Namun Tim WRU dari Balai KSDA Sumbar, Balai Taman Nasional Kerinci Seblat, pemerintah setempat, dan masyarakat langsung turun untuk memasang perangkap.
Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Lugi Hartanto, mengatakan bahwa pada tahap awal, tim gabungan ini memberikan sosialisasi kepada warga.
Mereka mengimbau agar masyarakat di Jorong Taratak Baru maupun Jorong Betung meningkatkan kewaspadaan selama konflik berlangsung.
Tidak hanya memberikan imbauan, tim juga langsung melakukan patroli bersama wali jorong dan masyarakat setempat. Langkah ini diambil supaya masyarakat merasa lebih tenang dan tahu bahwa ada pihak yang siap menangani situasi.
"Kerja sama antara tim dan warga ini menjadi langkah penting dalam menjaga keamanan bersama," katanya, Minggu (8/9/2024).
Insiden terbaru terjadi pada 27 Agustus 2024. Tim WRU dan Wali Jorong Koto Tuo menerima laporan dari seorang warga bernama Hamidi yang ayam ternaknya diserang beruang.
Beruang tersebut merusak kandang dan mengambil ayam milik Hamidi. Sontak saja kejadian ini membuat warga sekitar semakin waspada dan khawatir.
Setelah insiden ini, tim gabungan bersama Wali Nagari memutuskan untuk memasang perangkap di dekat ladang sawit yang berada tak jauh dari rumah dan kandang ayam.
"Pemasangan perangkap ini diharapkan bisa mencegah kejadian serupa terulang lagi dan, yang lebih penting, menghindari potensi korban, baik manusia maupun satwa liar itu sendiri," ungkapnya.
Diakuinya, sebanyak dua unit perangkap yang dipasang di lokasi berbeda, yaitu di Jorong Taratak Baru dan Jorong Koto Tuo. Namun masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati dan menjaga lingkungan sekitar.
Pemasangan perangkap ini memang hanya langkah awal. Ke depannya, tim gabungan akan terus memantau situasi dan siap bergerak cepat jika ada laporan gangguan beruang lainnya.
"Yang jelas, upaya penanganan ini dilakukan demi keselamatan bersama, baik warga maupun beruang madu yang termasuk satwa dilindungi," tuturnya.
Semoga dengan kerja sama antara pihak pemerintah dan masyarakat, konflik ini bisa segera terselesaikan. Semua pihak berharap tidak ada korban, baik dari sisi manusia maupun satwa.
"Kemudian masyarakat juga diminta untuk selalu melaporkan kejadian serupa agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Pusham UII: Pemkot Padang Wajib Lindungi Kebebasan Beragama
-
Tragedi Perusakan Rumah Doa Padang, Pemerintah Dinilai Gagal Melindungi Minoritas
-
Wagub Vasko Ruseimy soal Perusakan Rumah Doa di Padang: Tidak Mencerminkan Nilai Minangkabau
-
Kapal Boat DPRD Mentawai Terbalik: 17 Selamat, 1 Hilang! Pencarian Intensif Dilakukan
-
8 Fakta Kapal Terbalik di Sumbar, 11 Orang Belum Ditemukan
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Bersama BRI, UMKM Aiko Maju Layani 2.400 Siswa Program MBG di Kepulauan Siau
-
Bantah 17 Mahasiswa KKN Unand Hilang di Limapuluh Kota: Sedang Survei Perkebunan Kopi!
-
Forum KONI se-Sumbar Kecam Penyegelan KONI Sumbar: Dukung Proses Hukum dan Legalitas Kepengurusan!
-
Tol Padang-Sicincin Resmi Berbayar Mulai 2 Agustus 2025, Berapa Tarifnya?
-
Kronologi 24 Orang Hilang di Hutan Pauh Sangik Limapuluh Kota, Semua Selamat!