SuaraSumbar.id - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat (Sumbar) melaporkan ekspor berbagai macam hasil laut dari daerah tersebut selama semester I tahun 2024.
Total nilai ekspor mencapai Rp 14,2 miliar. Angka itu menunjukkan potensi besar yang dimiliki wilayah ini dalam industri perikanan.
"Ekspor hasil laut Sumbar terdiri dari frozen tuna, lobster, dan ikan hias laut," kata Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumbar, Ibrahim, Jumat (23/8/2024).
Tuna beku sebanyak 5,9 ton dengan nilai Rp927 juta, ikan hias laut sebanyak 56.560 ekor dengan nilai Rp635 juta, dan 3.400 ekor lobster senilai Rp12,7 miliar menjadi andalan ekspor daerah ini. Baru-baru ini, Sumbar juga mengirimkan 11 ton kerapu ke Hong Kong dengan nilai mencapai Rp2 miliar.
"Lokasi darat dan laut di Sumbar sangat potensial untuk peningkatan ekspor. Balai karantina akan selalu mendukung sektor ini," ujar Ibrahim.
Meskipun demikian, tantangan utama yang dihadapi nelayan dan pembudi daya ikan adalah menemukan pasar ekspor yang tepat.
Ibrahim berharap Pemerintah Provinsi Sumbar lebih gencar melakukan sosialisasi dan memotivasi nelayan untuk berani melakukan budi daya hasil laut dengan target pasar internasional.
"Selama ini, nelayan sering kali kesulitan mencari pasar untuk menjual hasil produksinya," tambah Ibrahim.
Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Sumbar berkomitmen penuh mendukung pengembangan sektor ekspor di Ranah Minang.
Melalui sertifikasi yang ketat, instansi ini memastikan bahwa seluruh komoditas ekspor bebas dari hama dan penyakit, sehingga memenuhi standar keamanan pangan internasional. Sertifikasi ini menjadi kunci keberhasilan dalam menembus pasar global yang semakin kompetitif.
"Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan akan terus memberikan pelayanan terbaik dan memfasilitasi kebutuhan untuk mendukung pengembangan sektor ini," pungkas Ibrahim. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencabutan Artikel 'Ahmad Sahroni Minta Maaf...'
- Eko Patrio dan Uya Kuya Resmi Mundur dari Anggota DPR RI
- Belum 1 Detik Calvin Verdonk Main, Lille Mendadak Berubah Jadi Klub Pembantai di Liga Prancis
- Astrid Kuya Bela Uya Kuya: Semua Isi Rumah Dimiliki Sejak Sebelum Jadi DPR
- Rumah Ludes Dijarah Massa, Harta Nafa Urbach Tembus Rp20 Miliar Tanpa Utang
Pilihan
-
Heboh 'Ojol Taruna' Temui Gibran, GoTo Bongkar Identitas Aslinya
-
Sri Mulyani Bebaskan PPN untuk Pembelian Kuda Kavaleri, Termasuk Sikat Kuku dan Kantong Kotorannya
-
Diplomat Indonesia Tewas Ditembak di Peru! Ini Profil dan Jejak Karier Zetro Leonardo Purba
-
Polemik Gas Air Mata di UNISBA dan UNPAS Bandung, Rektor dan Polisi Beri Klarifikasi
-
Polemik Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, Aktivis Nilai Bentuk Kriminalisasi
Terkini
-
Kasat Pol PP Bukittinggi Bantah Terima Suap Pedagang: Ini Pencemaran Nama Baik, Saya Polisikan!
-
Kasus Penyegelan Kantor KONI Sumbar, 4 Terlapor Penuhi Panggilan Polisi
-
Dari Dapur Rumah ke Favorit Kota Batu, Berikut Kisah Sukses Pecel Ndoweh yang Wajib Dicoba
-
500 Polisi Kawal Rekonstruksi Kasus Mutilasi dan Pembunuhan Berantai di Padang Pariaman Besok
-
Rekam Jejak Mentereng, Berikut Profil Dhanny, Corsec Anyar BRI