SuaraSumbar.id - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat (Sumbar), Brigjen Pol Riki Yanuarfi, mengungkapkan kondisi peredaran narkoba di Sumbar saat ini sangat mengkhawatirkan.
Dia mengatakan, wilayah Sumbar tercatat menduduki peringkat keenam dari 34 provinsi di Indonesia dalam hal peredaran narkoba, serta peringkat empat di Sumatera, berada di bawah Sumatera Utara, Riau, dan Palembang.
"Dalam data kami di BNN, peredaran narkoba di Sumbar masuk peringkat enam secara nasional. Bahkan di Sumatera, kita berada di posisi keempat," kata Riki, Selasa (13/8/2024).
Riki menyebutkan bahwa sekitar 1,1 persen dari total populasi di Sumbar. Angka itu setara sekitar 65 ribu orang lebih telah terpapar narkoba. Angka ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak terkait.
"Tiga jenis narkoba yang paling banyak beredar di Sumbar adalah sabu-sabu, ganja, dan ekstasi," tambahnya.
Dari data yang dikumpulkan, BNNP memperkirakan sekitar 30 persen dari 65 ribu pengguna narkoba di Sumbar merupakan pengguna sabu-sabu. Jika diasumsikan setiap orang mengonsumsi 0,5 gram, maka setidaknya 15 kilogram sabu-sabu beredar setiap bulan di Sumatera Barat.
Riki juga menyoroti daerah dengan tingkat peredaran narkoba tertinggi di Sumbar, yaitu Solok dan Pesisir Selatan. Namun, peredaran di daerah lain juga cukup signifikan.
Menghadapi situasi ini, Riki menekankan bahwa BNN Sumbar tidak bisa bekerja sendiri. Ia menyerukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama memerangi peredaran narkoba di Sumbar.
"BNN Sumbar saat ini menghadapi kendala berupa minimnya sarana dan prasarana, serta terbatasnya anggaran untuk program pencegahan, pemberantasan, dan rehabilitasi. Oleh karena itu, kolaborasi dengan semua pihak sangat diperlukan," ujarnya.
Dengan adanya kolaborasi yang kuat, diharapkan peredaran narkoba di Sumbar dapat ditekan bahkan diberantas. Pasalnya, dampak narkoba tidak hanya merusak pengguna, tetapi juga berdampak buruk bagi masyarakat secara luas.
"Pengguna narkoba, karena kebutuhan mereka, sering kali berakhir menjadi pembohong, pencuri, bahkan terjerumus dalam perilaku hedonis dan seks bebas," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Produksi Vape Narkotika Jenis Baru di Apartemen Mewah Jakpus Dibongkar, Disebut Sulit Dideteksi
-
Penampakan 188 Kilogram Sabu Ditemukan di Tengah Kebun Sawit Aceh
-
Indonesia Darurat Narkoba, Menko Budi: Sudah Jadi Produsen Narkoba di Dunia
-
Modus Baru Penyelundupan Narkoba ke Kota Pelajar, Ganja Diubah Jadi Selai Roti
-
Ditemukan Ganja, Polisi Selidiki Dugaan Peredaran Narkoba di Kampus Unri
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
5 Rekomendasi Penginapan Nyaman di Padang, Punya Harga Terjangkau
-
Kumpulan 8 Link DANA Kaget Aktif Hari Ini, Waspada Penipuan Berkedok Saldo Gratis!
-
Merawat Bahasa Minangkabau, Balai Bahasa Sumbar Genjot Kompetensi Guru Utama di 18 Daerah!
-
Belasan Anggota Geng Motor Pelaku Pengeroyokan-Pembakaran Ditangkap
-
Tradisi 'Manampuang', Berbagi Daging Kurban Tanpa Kupon di Agam Sumbar