SuaraSumbar.id - Psikolog turut memantau kasus kasus pencabulan di pondok pesantren (Ponpes) Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) yang menggemparkan Ranah Minang.
Polisi menyebut sebanyak 40 orang santri laki-laki menjadi korban pelecehan seksual dua oknum ustaz atau guru di MTI Canduang. Kedua ustaz yang telah mendekam di sel Polresta Bukittinggi itu berinisial RA (29) dan AA (23).
Menurut psikolog dari Universitas Fort De Kock Bukittinggi, Fitri Yanti, peran keluarga menjadi yang paling utama dalam mengatasi gangguan mental dan trauma dari korban pelecehan dan pencabulan di Ponpes MTI Canduang.
"Peran keluarga, kerabat, maupun ahli lainnya menjadi kunci penting dalam membantu proses penyembuhan dan pemulihan bagi korban," katanya, Senin (29/7/2024).
Dia menyebutkan bahwa besar kemungkinan puluhan korban pencabulan di MTI Canduang itu mengalam trauma dan gangguan mental. Apalagi, dari penelusuran Manajemen MTI Canduang, 3 dari 40 korban itu sudah disodomi.
"Ini membuat korban cenderung mengalami beberapa masalah psikologis seperti gangguan mental seperti depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD) dan gangguan kecemasan," katanya.
Fitri Yanti mengungkap gangguan mental terjadi karena korban selalu teringat akan kejadian traumatis sehingga merasa cemas dan panik serta memicu perubahan perilaku.
Korban mengalami gangguan tidur, sering bermimpi buruk, sering menangis, menyendiri, menghindari bertemu dengan orang lain, dan menjadi pendiam.
"Sedangkan dampak secara fisik selain menyebabkan trauma psikologis, tindakan asusila juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Korban bisa saja terjangkit penyakit menular seksual," ujarnya.
Dosen Program Studi Psikologi ini menjelaskan, kebanyakan kasus pencabulan dilakukan orang yang dikenal korban. Penyebabnya bisa karena rendahnya pendidikan dan ekonomi, faktor lingkungan atau tempat tinggal, faktor teknologi, faktor kebudayaan dan faktor kejiwaan atau psikologis.
Dalam banyak kasus, korban enggan untuk menceritakan hal yang dialaminya dengan alasan merasa malu dan takut.
"Ini sering kali membuat para korban menanggung beban psikologis seorang diri," kata Fitri.
Ia pun mengimbau para korban pencabulan agar tidak takut mencari pertolongan ke pihak berwajib maupun minta pendampingan dari psikolog yang disertai dengan penanganan dari dokter kalau sempat terjadi perlakuan sodomi.
"Kasus pencabulan merupakan tindakan kriminal yang membahayakan kehidupan korban. Siapa pun pelaku pencabulan harus diproses secara hukum dan korban harus berani melapor ke polisi," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Dibunuh di Toilet Masjid, Modus Keji Pelaku Sodomi Anak di Majalengka: Dibujuk Ini saat Main Sepeda!
-
Misteri Bocah Tewas di Toilet Masjid Majalengka Terkuak! Korban Ternyata Dicekik Pelaku Sodomi
-
Kedok Bejat Terbongkar! Ini Kronologi Ustaz Masturo Rohili Cabuli Anak Angkat Sejak SMP
-
Cabuli Bocah 8 Tahun di Tebet, Pelakunya Tetangga 'Baik Hati' yang Sering Kasih Uang dan Gendong Korban
-
Cara Ajarkan Anak Puasa yang Menyenangkan, Ini Tips dari Psikolog
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
2 Nagari di Agam Krisis Air, Pemkab Tetapkan Tanggap Darurat!
-
6 Buah Pembersih Ginjal dan Hati, Sangat Mudah Ditemukan!
-
BRI Perkuat Daya Saing UMKM Lewat Partisipasi di PRABU Expo 2025
-
CEK FAKTA: Ribuan Pendeta Hindu India Buang Al-Quran ke Sungai Gangga, Benarkah?
-
Kejari Padang Geledah PT BIP, Bongkar Kasus Dugaan Penyimpangan Fasilitas Kredit Modal Kerja!