SuaraSumbar.id - Seekor Harimau Sumatera mati usai terjerat di kawasan Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), pada Kamis (25/7/2024).
Kepala Rumah Sakit Hewan Sumbar, drh Idham Fahmi mengatakan, harimau itu mati karena tulang rawan trakea atau batang tenggorokannya pecah.
"Sebelum dibuka saat nekropsi, kita mendapatkan tulang rawan trakea mengalami pecah akibat troma hiferemi atau darah yang mengalir lebih banyak dari biasanya, sehingga kita bisa menduga ambang kematian akibat gagal pernapasan," kata Idham Fahmi, Jumat (26/7/2024).
Ia mengatakan, gagal napas itu disebabkan benda melilit di leher harimau betina tersebut, sehingga udara dari luar ke paru-paru tidak bisa mengalir. Akibatnya, harimau sumatera tersebut mengalami sesak napas dan meninggal.
"Udara tidak bisa masuk ke paru-paru, sehingga harimau mengalami sesak napas dan mati," katanya.
Rumah Sakit Hewan Sumbar mengirimkan beberapa sampel organ tubuh harimau ke Laboratorium Viteriner Bukitinggi. Organ tubuh yang dikirim terdiri dari trakea harimau karena diduga kuat terjadinya troma hiferemi, organ paru karena ada beberapa kelainan disana dari patologi anatomi, sehingga perlu dikonfirmasi secara histopatologi atau prosedur yang melibatkan pemeriksaan jaringan utuh di Laboratorium Viteriner Bukittinggi.
Setelah itu, organ hati karena hati dari harimau juga ditemukan kelainan. Untuk konfirmasi lanjutan akan dibawa ke Laboratorium Viteriner Bukittinggi, sehingga penemuan diagnosa awal dari harimau bisa scientific dan dapat dipertanggung jawabkan.
"Hasilnya bisa keluar lima sampai tujuh hari. Hasilnya bakal disampaikan ke pemilik disini BKSDA Sumbar dan hasil akan dikonsulkan ke dokter hewan Rumah Sakit Hewan Sumbar," katanya.
Ia mengakui, harimau diperkirakan berusia tiga sampai empat tahun berdasarkan temuan gigi geliginya. Artisnya satwa tersebut remaja menuju dewasa dan belum pernah melahirkan berdasarkan organ reproduksi.
Sebelumnya, satwa dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu mati akibat terjerat babi di Sigaruntang, Jorong Sungai Pua, Nagari atau Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Kamis (25/7/2024).
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Ulasan Novel The Nice Guy: Romansa Manis Antara Dua Dokter Hewan
-
Jadi Dokter Hewan, Ini Detail Karakter Na In Woo di Drakor Motel California
-
Dokter Hewan Menggunakan Apple Watch Pantau Jantung Singa
-
Jangan Asal Pilih! Panduan Lengkap Membeli Hewan Kurban Idul Adha dari Dokter Hewan
-
Buronan Kasus Korupsi, Dokter Hewan Ini Akhirnya Tertangkap Tim Tabur Kejati DKI
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
-
Korlantas Polri Cek Lokasi Kecelakaan Maut di Tawangmangu, Ini Hasilnya
Terkini
-
Damkar Ungkap Kebakaran di Pabrik Karet di Padang Sulit Dipadamkan: Karet Mentah
-
Pabrik Karet di Padang Terbakar, Api Tak Kunjung Padam
-
Gudang Diduga Penimbunan BBM Ilegal Terbakar di Bukittinggi, Disertai Ledakan
-
Sering Pakai Lipstik? Begini Cara Cegah Bibir Kering
-
Kumpulan 5 Link DANA Kaget Aktif Terbaru, Hati-hati Penipuan Tautan Saldo Gratis!