SuaraSumbar.id - Setiap orang bisa mengontrol atau mengelola rasa marahnya di lingkungan kerja. Hal itu dapat diperbaiki dengan cara berpikir sehat dan tetap tenang.
Berdasarkan studi Sekolah Wharton oleh Maurice Schweitzer dan Jeremy Yip, kemarahan di tempat kerja adalah emosi negatif yang dapat memengaruhi fokus manajer, bawahan, dan rekan kerja, serta berpotensi mengganggu produktivitas.
Menurut studi tersebut, kemarahan menyebabkan individu lebih egosentris dan fokus pada kepentingan mereka sendiri, mengganggu pemikiran yang cermat dan mengurangi pengambilan perspektif.
Pengambilan perspektif yang terganggu dapat menyebabkan spiral konflik, di mana kemarahan membuat lebih sulit untuk menyelesaikan konflik, justru malah dapat mengeskalasi konflik.
Untuk mengelola kemarahan, maka penting untuk: pertama, memahami pemicu kemarahan; kedua, mengembangkan strategi penanggulangan; ketiga, mengubah pola pikir; keempat, berlatih pemecahan masalah; kelima, berinvestasi untuk perawatan diri (self-care).
Memahami pemicu kemarahan, seperti dengan menuliskan keadaan yang menyebabkan Anda merasakan emosi yang kuat. Membuat jurnal juga membantu Anda menunjukkan gejala kemarahan fisik, seperti otot tegang atau detak jantung cepat. Seiring waktu, Anda akan mulai melihat pola dan mengantisipasi situasi yang mungkin memicu kemarahan. Menulis tentang pengalaman Anda juga akan membantu memproses emosi lebih produktif.
Mengembangkan mekanisme penanggulangan, seperti dengan latihan teknik pernapasan melibatkan langkah dasar, bernapas dan menghembuskan napas, yang masing-masing diselingi menahan napas selama empat detik agar pikiran santai, bersih dari stres.
Mengubah pola pikir, mulai dengan komunikasi intrapersonal (self-talk), mengganti keyakinan negatif dengan penggunaan bahasa dan pikiran yang positif di dalam diri sendiri. Sejumlah contohnya antara lain:
- Tidak apa-apa untuk membuat kesalahan.
- Saya tidak perlu membuktikan diri dalam situasi ini. Aku bisa tetap tenang.
- Kemarahanku adalah pertanda, saatnya berlatih self-talk positif dan bersantai.
- Saya tidak harus kompeten sepanjang waktu. Tidak apa-apa untuk merasa tidak pasti.
- Tidak mungkin mengendalikan situasi dan orang-orang di tempat kerja. Satu-satunya hal yang bisa saya kendalikan adalah diri saya sendiri dan bagaimana saya bereaksi.
Berlatih pemecahan masalah, seperti dengan menetapkan batas-batas argumentasi yang sehat dengan tenang, memberi tahu lawan bicara bahwa Anda sudah memiliki komitmen. Atau Anda dapat membantu mereka kali ini tetapi beri tahu mereka bahwa Anda memiliki kewajiban pribadi setelah bekerja yang merupakan prioritas. Dengan menganalisis situasi, Anda dapat mengurangi kemarahan dan fokus pada perilaku konstruktif.
Berinvestasi untuk perawatan diri di luar pekerjaan, seperti dengan berkegiatan sehat yaitu olah raga, yoga atau hobi untuk mengurangi stres. Hal ini juga membantu memelihara sistem pendukung yang kuat. Temukan teman dan keluarga tepercaya untuk berbagi perasaan Anda. Jika kemarahan Anda di tempat kerja tampaknya meningkat, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau konselor. Dengan menjaga kesejahteraan mental dan fisik, Anda akan membangun ketahanan dan kepercayaan diri. (antara)
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Gubernur Sumbar Desak Daerah Terdampak Bencana Segera Siapkan Lahan Huntara, Lokasi Harus Aman!
-
Korban Banjir Bandang di Agam Butuh 525 Huntara, Tersebar di 7 Kecamatan
-
Pembangunan 200 Unit Huntara Padang Pariaman Dimulai, Menko PMK: Ini Wujud Kehadiran Negara!
-
Soroti Krisis Nilai, Dinas Kebudayaan Sumbar Terus Perkuat Pelestarian Adat Minangkabau
-
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik Masuk Tahap Konstruksi, Ini Kata Gubernur Sumbar