SuaraSumbar.id - Bencana alam yang melanda Sumatera Barat (Sumbar), seperti banjir dan banjir bandang, telah menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian. Hal ini dikhawatirkan akan berakibat pada penurunan produksi padi dan ketahanan pangan di daerah tersebut.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi penurunan produksi padi tersebut.
Kadis Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar, Febrina Tri Susila Putri, mengatakan langkah yang disiapkan seperti meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), memanfaatkan lahan kering untuk padi gogo.
"Kita juga lakukan upaya pompanisasi untuk mengaliri lahan tadah hujan sehingga bisa ditanami dan menambah jumlah produksi padi," katanya, melansir Antara, Sabtu (8/6/2024).
Pada September 2023, kata Febrina, Sumbar juga merasakan dampak bencana diakibatkan oleh fenomena El Nino. Namun dengan langkah-langkah penanganan yang tepat dan menggunakan semua sumber daya yang ada, produksi padi di Sumbar tetap bisa meningkat hingga 7 persen.
"Saat produksi padi di sebagian besar provinsi di Indonesia turun akibat El Nino, kita masih bisa meningkatkan produksi hingga 7 persen. Kita upayakan hal yang sama bisa kita lakukan lagi saat bencana kali ini," ujarnya.
Rina menyebut pada 2024 Sumbar sebenarnya menargetkan produksi padi siap giling atau Gabah Kering Gililing (GKG) sekitar 1,5 juta ton. Angka itu naik sekitar 3 persen dari produksi GKG Sumbar tahun 2023 yang mencapai 1,46 juta ton.
Target itu ditetapkan pada tahun sebelumnya dengan memperhitungkan produksi padi saat itu dan rencana sarana produksi yang akan disalurkan.
Namun dalam perjalanannya, sejumlah daerah di Sumbar mengalami bencana banjir dan banjir bandang yang merusak ribuan hektare lahan pertanian.
Data Kementerian Pertanian RI menunjukkan luas lahan pertanian padi yang terdampak bencana banjir dan banjir bandang yang melanda tiga daerah yaitu Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang mencapai 4.416,56 hektare.
Luas lahan yang terdampak itu belum termasuk untuk daerah Padang Pariaman, dan Kabupaten Pesisir Selatan yang juga dilanda bencana banjir dan banjir bandang.
"Meski bencana silih berganti terjadi, kita tetap mengupayakan agar target produksi padi bisa terus tercapai," kata Rina.
Berita Terkait
-
Bencana Lahar Hujan Semeru, 300 KK Terisolasi dan Akses Jalan Terputus
-
Jakarta Utara Siaga Banjir Rob! Supermoon Ancam Pesisir November Ini
-
Pertanian Berkelanjutan Jadi Jalan Pulang Saat Alam Kian Merapuh
-
Hadapi Musim Hujan, Kapolda Metro Petakan Wilayah Rawan hingga Siagakan Ratusan Alat SAR!
-
6 Motor Matic yang Tahan Banjir dan Bandel di Jalan, Gak Perlu Was-Was saat Hujan
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Dugaan Korupsi Dana BOS MTSN di Pesisir Selatan Diusut
-
Kabupaten Agam Sumbar Punya 2 Lokasi Energi Panas Bumi
-
5 Pemanis Alternatif Selain Gula yang Aman, Bikin Hidup Lebih Sehat!
-
7 Cara Aman Pengendara Motor Saat Terjebak Banjir, Jangan Asal Gas!
-
Kejati Sumbar Usut Kasus Dugaan Korupsi Dermaga di Mentawai Rp 24,9 Miliar, 20 Orang Sudah Diperiksa