SuaraSumbar.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyusun peta kawasan risiko bencana pasca bencana lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) menerjang sejumlah daerah hingga merenggut puluhan nyawa.
"Kami sudah menyusun peta kawasan risiko bencana dan telah menyebarkannya ke pemerintah daerah," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto, Senin (20/5/2024).
Menurutnya, peta kawasan risiko bencana tersebut dibuat agar setiap bangunan yang didirikan pemerintah atau masyarakat setempat, selalu mengacu atau berpedoman kepada dokumen itu.
"Jadi, setiap ada pembangunan maka harus memerhatikan peta kawasan risiko bencana ini," ujar Kepala BNPB.
Letjen Suharyanto mengatakan telah menyiapkan sejumlah langkah-langkah mitigasi bencana, khususnya di daerah-daerah yang terdampak bencana hidrometeorologi.
Mitigasi tersebut di antaranya BNPB bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait akan membersihkan aliran 18 sungai yang berhulu dari Gunung Marapi.
Tujuannya, agar ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau banjir lahar dingin sekalipun, maka diharapkan tidak mengakibatkan bencana banjir bandang susulan.
Berdasarkan pemantauan udara yang dilakukan BNPB bersama instansi terkait, masih terdapat sejumlah titik-titik penumpukan material yang dapat memicu banjir bandang. Dalam waktu dekat BNPB akan memfokuskan pembersihan material tersebut.
Bahkan, BNPB berencana meledakkan tumpukan material yang dalam skala besar agar tidak menjadi ancaman banjir lahar dingin susulan. Namun, langkah itu masih perlu koordinasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah.
Ia mengatakan, memasuki hari ke-10, BNPB bersama instansi lainnya memastikan terus melakukan pencarian korban yang hingga kini belum ditemukan.
"Khusus di Tanah Datar ada 10 orang yang masih kita cari. Kita tetap lanjutkan pencarian sampai dengan batas itu ditemukan, atau sampai kita nyatakan itu tidak bisa kita temukan," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Kepung Karhutla Riau: Ribuan Titik Panas Muncul, Pemerintah Gencarkan Modifikasi Cuaca
-
BNPB Tabur 12,4 Ton Garam di Langit Jabodetabek, Intensitas Hujan Turun Drastis
-
Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan untuk Antisipasi Banjir di Jabodetabek
-
BNPB Imbau Daerah Siaga Hadapi Banjir dan Longsor, Minta Cek Tanggul dan Pangkas Pohon
-
Modifikasi Cuaca Jabodetabek Dipercepat, BNPB Telah Taburkan hingga 2.000 kg Garam
Terpopuler
- RESMI! PSSI Tolak Pemain Keturunan ini Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
- 5 Mobil Bekas 60 Jutaan Muat Banyak Keluarga, Bandel dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- Jangan Lewatkan Keseruan JCO Run 2025, Lari Sehat sambil Dapat Promo Spesial BRI
- 21 Kode Redeem FF Hari Ini 23 Juli 2025, Kesempatan Klaim Bundle Player Squid Game
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
Pilihan
-
Gawat! Mayoritas UMKM Masih Informal, Pemerintah Turun Tangan Selamatkan Ekonomi Daerah!
-
Kapan Final Piala AFF U-23 2025 Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam?
-
Menang Adu Penalti, Timnas Indonesia U-23 Lolos Final!
-
Sama Kuat! Timnas Indonesia U-23 vs Thailand Berlanjut ke Extra Time
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia U-23 Itu Bernama Yotsakorn Burapha
Terkini
-
Polresta Padang Kandangkan 140 Motor dalam Razia Balap Liar, Knalpot Brong dan STNK Target Utama!
-
Gunung Marapi Erupsi 46 Detik, Ancaman Lahar Dingin Tetap Mengintai!
-
Sumbar Lawan Karhutla: 10 Ton NaCl Diterbangkan BMKG untuk Hujan Buatan!
-
Galaxy Z Fold7 Hadir Lebih Tipis dan Tetap Kokoh Setelah Melewati Tes Uji 500 Ribu Kali Lipatan
-
Polda Sumbar Perketat Pengawasan Tol Padang-Sicincin, Kenapa?