Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 01 Februari 2024 | 15:16 WIB
Suasana di depan SPH pasca terjadi ledakan pada Selasa (30/1/2024) lalu. [Suara.com/B Rahmat]

Aulia menegaskan, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Bidang Ketenagalistrikan harus mengambil sikap tegas terhadap kejadian ini, agar tidak terulang di kemudian hari.

"PII harus menekankan pentingnya etika keinsinyuran dan menuntut tindakan tegas terhadap pelanggar. LSP Bidang Ketenagalistrikan harus memastikan bahwa teknisi operator memenuhi standar kompetensi dan mematuhi standar keselamatan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Operasional pelayan Semen Padang Hospital (SPH) terpaksa ditutup pasca mengalami ledakan hebat, Selasa (30/1/2024) sekitar pukul 15.30 WIB.

Ledakan itu disebabkan karena ada perbaikan AC yang berada dilantai 7. Karena ada kelalaian dari pekerja, sehingga meledak.

Baca Juga: Pasca Ledakan, Polisi Pertimbangkan Buka Kembali Layanan Rumah Sakit Semen Padang

Kapolresta Padang, Kombes Pol Ferry Harahap. Ia memastikan bahwa tidak ada ledakan bom. Yang terjadi adalah ledakan terjadi karena ada perbaikan AC.

"Jadi ada petugas sedang melakukan las-las. Ketika jam istirahat, pekerja ini mungkin lupa menutup tutup gas las tersebut sehingga meledakkan 6 unit aut door sentral AC," katanya.

Meski dipastikan tidak ada bom, Ferry mengaku tetap mengerahkan tim Inafis dari Polresta Padang untuk melakukan pendalaman.

"Kemudian perlu kita luruskan, yang dilakukan saat ini adalah evakuasi pasien dan bukan evakuasi korban lantaran," ucapnya.

Selanjutnya Ferry membeberkannya, akibat ledakan itu telah melumpuhkan pusat layanan rumah sakit yang berada di lantai 1.

Baca Juga: Tim Labfor Kepolisian Fokus Cari Pemicu Ledakan di RS Semen Padang

"Rumah sakit ini AC nya adalah AC sentral. Jadi terpusat di atas. Karena ledakannya cukup keras sehingga mengakibatkan kaca pecah. Ada di lantai 6," katanya.

Load More