Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 10 Januari 2024 | 14:02 WIB
Letusan Gunung Marapi Sumatera Barat yang mengeluarkan bunyi dentuman keras jelas terdengar oleh warga. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami tipe erupsi dari freatik menjadi magmatik. Hal itu dinyatakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Pada dasarnya merupakan serangkaian proses dari naiknya magma ke permukaan atau disebut proses intrusi magma," kata Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG, Ahmad Basuki, Rabu (10/1/2023).

Menurut Ahmad, saat terjadi intrusi magma, maka akan terjadi peningkatan panas dan gas di dalam tubuh Gunung Marapi. Selanjutnya panas semakin meningkat dan gas yang terbentuk semakin banyak, serta meningkatkan tekanan di dalam tubuh gunung api tersebut.

Gas atau uap air yang semakin banyak akibat adanya pengaruh dari air tanah sampai suatu tahapan yang tidak dapat ditahan lagi, kata dia, sehingga terjadilah erupsi freatik.

"Dalam kondisi erupsi freatik itu, magma masih berada jauh di dalam tubuh gunung. Selanjutnya dengan terjadinya erupsi freatik, maka jalan magma ke permukaan semakin mudah," papar Ahmad.

Kemudian, lanjutnya, magma mencapai permukaan dangkal yang akhirnya saat terjadi erupsi magma terlontarkan ke permukaan, sehingga itu disebut erupsi magmatik karena material yang dikeluarkan merupakan magma baru.

Baca Juga: Gunung Marapi Erupsi Lagi, Suara Dentuman Keras Bikin Warga Agam dan Bukittinggi Makin Cemas

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menuturkan erupsi magmatik berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunung api yang dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi.

"Potensi atau ancaman bahaya Gunung Marapi juga dapat menjadi lebih luas," kata Hendra.

Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat, lanjutnya, maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar dengan potensi ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu, lapili atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi.

Pada 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB PVMBG menaikkan status Gunung Marapi dari sebelumnya dari sebelumnya Level II atau Waspada menjadi level III atau Siaga.

Keputusan menaikkan tingkat aktivitas diambil karena gunung api setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu terus mengalami erupsi.

PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi Kawah Verbeek di Gunung Marapi. (Antara)

Load More