Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 21 November 2022 | 16:11 WIB
Wakil Presiden Maruf Amin. [Tangkapan layar dari video KIP Setwapres]

SuaraSumbar.id - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengaku tidak ada lagi masyarakat masuk kategori miskin di Indonesia jika pengumpulan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) oleh Baznas sesuai target.

Ma'ruf mengatakan, saat ini potensi zakat yang bisa diperoleh masih sangat jauh karena baru mencapai 10 persen.

"Jadi realisasi baru 10 persen dari potensi, berarti masih harus 90 persen lagi, kalau sudah 90 persen saya kira tidak akan ada orang miskin lagi di Indonesia," kata Ma'ruf Amin melansir Antara, Senin (21/11/2022).

Saat ini kemiskinan di Indonesia mencapai 9,54 persen dari total penduduk sementara. Kemudian kemiskinan ekstrem pada 2021 ada 2,14 persen dan pada Maret 2022 telah turun menjadi 2,04 persen dengan total populasi sekitar 5,59 juta orang.

Baca Juga: Kepala BPOM RI Dipanggil Polisi Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut

Sementara pengumpulan ZIS serta dana sosial keagamaan lainnya (DSKL) oleh BAZNAS di tingkat pusat sepanjang 2021 meningkat 33 persen dibanding 2020 yaitu sebesar Rp 513,2 miliar.

Peningkatan itu termasuk Rp 136,99 miliar yang diperoleh dari baznas.go.id. Pada 2021, BAZNAS membukukan rasio penyaluran sebesar 82 persen sementara sisanya sebesar 18 persen akan disalurkan pada Januari 2022.

Pada 2022 BAZNAS punya target pengumpulan 26 triliun dengan target BAZNAS di tingkat pusat sebesar Rp760 miliar.

"Oleh karena itu potensi zakat ini harus terus dilakukan. Saya lihat ada beberapa hal yang memang jadi kendala, salah satunya pemahaman, literasi pemahaman masyarakat yang belum utuh, belum semua memahami," ungkap Wapres.

Wapres mengakui dengan masih rendahnya pemahaman umat Muslim mengenai ZIS, maka kerja Baznas pun harus bekerja cukup keras.

Baca Juga: Duh Lucunya Kang Dedi Mulyadi Baper Gara-gara Nanas, Sebut Punya Satu Istri Sudah Ruwet

"Walau sebenarnya jelas sekali bahwa zakat bukan saja menyelamatkan umat tapi menyelamatkan juga para pemilik harta itu supaya selamat, sebab di dalam harta itu ada hak orang lain, ada harta zakat yang bukan punya dia sendiri tapi (punya) fakir miskin," tambah Wapres.

Wapres menyebut dalam harta seseorang juga ada bagian milik orang lain yang harus diberikan kepada fakir miskin.

"Ada beberapa hak yang harus dikeluarkan kalau tidak dikeluarkan karena bila tidak maka yang punya harta tidak selamat, jadi melalui ZIS juga menyelamatkan si sohibul umat, jadi dua-duanya selamat, tapi sekarang ini masih dalam rangka melakukan kegiatan yang bersifat edukasi mudah-mudahan ke depan kita berusaha bersama supaya zakat ini jadi sistemnya lebih memaksa kepada orang yang memang harus mengeluarkan zakat," jelas Wapres.

Wapres mengungkapkan berdasarkan informasi yang ia peroleh, total pengeluaran zakat oleh umat muslim di Indonesia sudah mencapai Rp 70 triliun.

"Tapi dari Rp 70 triliun itu yang masuk baru Rp 10 triliun jadi sepertujuh dari zakat yang dikeluarkan artinya zakat yang keluar dari muzaki hanya 1/7 ke lembaga, yang lain tidak dari lembaga, artinya ada soal kepercayaan muzaki ke lembaga, ini yang perlu kita pikirkan bagaimana para muzaki ini lebih percaya ke Baznas dari pada membagikan sendiri atau dibagikan melalui lembaga non-Baznas," katanya.

Load More