Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 20 November 2022 | 14:05 WIB
Ilustrasi nelayan tradisional.(pixabay)

SuaraSumbar.id - Ribuan nelayan di Pasaman Barat, Sumatera Barat, tidak melaut karena cuaca ekstrem yang melanda dalam satu minggu terakhir.

"Dari data yang kami peroleh sembilan ribuan lebih nelayan tidak pergi melaut atau 75 persen dari 12.350 jumlah nelayan yang ada," kata Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus melansir Antara, Minggu (20/11/2022).

Tingginya intensitas hujan disertai badai membuat nelayan takut memaksakan diri pergi melaut.

Apalagi adanya peringatan dan informasi setiap hari dari BMKG mengenai info cuaca dan gelombang laut.

Baca Juga: Kemarahan Dedi Mulyadi Meledak ke Neng PSK Cantik Ini, Ini Ada Yang Ngurus, Rakyatnya Yang Gak Bisa Diurus'

"Melalui info itu maka kita juga memberitahukan kepada nelayan melalui grup nelayan yang ada agar untuk sementara tidak memaksakan diri melaut karena memiliki resiko yang tinggi," sebutnya.

Adanya cuaca ekstrem ini dan jika berlanjut di satu bulan ke depan maka dikhawatirkan mempengaruhi produksi perikanan laut.

"Kita berharap tentunya cuaca kembali membaik sehingga nelayan bisa kembali melaut dan memperoleh penghasilan dari hasil tangkapan ikan yang ada," ujarnya.

Pihaknya menargetkan produksi ikan tangkap selama 2022 mencapai 108.321 ton. Hingga Oktober 2022 pencapaian target dari perikanan tangkap baru 79.453 ton. Hal itu disebabkan kondisi cuaca ekstrim di triwulan ketiga sehingga nelayan tidak melaut.

Selain itu pada triwulan tiga lalu tidak merupakan musim banyak ikan sehingga hasil tangkapan nelayan menurun.

Baca Juga: Kafala: Cerita Gelap Di Balik Mewahnya Stadion Piala Dunia Qatar, 6.500 Pekerja Migran Jadi Tumbal

"Ditambah saat ini cuaca ekstrim. Mudah-mudahan cuaca segera membaik dan produksi ikan kita dapat tercapai sesuai target," harapnya.

Load More