Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 16 November 2022 | 14:30 WIB
Ilustrasi nelayan tradisional.(pixabay)

SuaraSumbar.id - Sudah hampir sepekan nelayan di Pariaman, Sumatera Barat, tidak melaut akibat cuaca buruk sejak Jumat (11/11).

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang Kelautan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Citra Aditur Bahri melansir Antara, Rabu (16/11/2022).

"Memang ada nelayan yang tetap melaut ketika cuaca buruk reda seperti cuaca kemarin namun hasil tangkapannya tidak maksimal karena cuaca buruk lagi sehingga nelayan ini harus segera kembali," katanya.

Dalam sepekan cuaca di Pariaman dan sekitarnya mengalami hujan mulai dari intensitas sedang hingga lebat yang terkadang disertai angin kencang.

Baca Juga: Menanggapi Tudingan PDIP Soal Kepentingan Anies Terhadap Gibran, NasDem: Kalau Politik Arahnya Kebencian, Rusak Bangsa

Nelayan pun lebih memilih memperbaiki alat tangkap serta berkumpul dengan teman seprofesinya di warung-warung dekat rumahnya masing-masing.

Meskipun dalam sepekan nelayan tidak bisa melaut, namun belum tentu mempengaruhi angka produksi ikan tangkap di Pariaman untuk kurung waktu satu bulan.

"Angka produksi ikan tangkap di Pariaman merupakan akumulasi dari tangkapan satu bulan, dan biasanya nelayan selama satu pekan setiap bulannya juga tidak melaut baik karena faktor cuaca maupun sekadar memperbaiki alat tangkap," katanya.

Cuaca buruk selalu terjadi setiap tahunnya di Pariaman yang tentunya telah menjadi perhitungan dari nelayan.

Dirinya mengimbau nelayan tidak memaksakan diri melaut saat cuaca buruk karena dapat membahayakan keselamatan.

Baca Juga: Ganjar Relokasi Rumah Warga Terdampak Longsor di Kebumen

Tercatat jumlah di nelayan di Pariaman saat ini sekitar 1.200 orang. Mereka didominasi oleh nelayan tradisional dengan total produksi ikan tangkap berkisar 441 ton sampai 565 ton per bulan untuk 2022.

Load More