Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 20 November 2022 | 12:42 WIB
Ilustrasi ikan mati. (Elements Envato)

SuaraSumbar.id - Sebanyak 402 ton ikan mati di Danau Maninjau, Sumatera Barat (Sumbar). Hal ini berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan ke Danau Maninjau.

Ikan mati akibat kekurangan oksigen setelah angin kencang dan curah hujan yang tinggi melanda daerah itu.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira mengatakan, ikan mati itu tersebar di tiga nagari, yakni Tapian Tampuniak Jorong Tanjung Sani, Nagari Sungai Batang sebanyak 45 ton tersebar di 124 petak keramba jaring apung milik 27 petani.

Sedangkan di Jorong Muko-muko Nagari Koto Malintang sebanyak 115 ton tersebar di 278 petak keramba jaring apung milik 16 petani.

Baca Juga: Kang Sule Berani Jabat Tangan Pacar Mantan Istrinya hingga Ditanya Kapan Nikah, Ini Jawaban Nathalie Holscher

Di Jorong Sungai Tampang, Sigiran, Panta, Muko Jalan, Batu Nangai, Galapuang dan Pandan Nagari Tanjung Sani sebanyak 242 ton tersebar di 770 petak keramba jaring apung dengan pemilik 197 petani.

"Ikan mati sejak Kamis 16 November dan di Nagari Koto Malintak pada Sabtu 19 November 2022," ujarnya.

Akibat kejadian itu, 240 petani mengalami kerugian sekitar Rp 8,44 miliar. Pasalnya, harga ikan tingkat petani Rp 21 ribu per kilogram.

Untuk bangkai ikan masih berada di dalam keramba jaring apung dan petani diminta tidak membung ke dalam danau.

"Kita meminta agar petani tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau," katanya.

Baca Juga: Hadiahnya iPhone Sampai Sepeda Lipat, Warganet Semangat Cari Kucing Hilang Ini

Untuk lima nagari atau desa ada lainnya seperti, Nagari Duo Koto, Bayua, Maninjau, Koto Kaciak dan Koto Gadang belum ada laporan ikan mati.

Load More