Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 18 November 2022 | 15:21 WIB
Nelayan mengayuh perahunya di antara ikan mati pada keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Nagari Duo Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (19/2/2022). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

SuaraSumbar.id - Sekitar 45 ton ikan di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat Sumbar), mati. Hal itu dipicu cuaca buruk berupa angin kencang dan tingginya curah hujan yang melanda daerah tersebut sejak sepekan terakhir.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira mengatakan, 45 ton ikan mati itu milik petani di Tapian Tampuniak Jorong Tanjung Sani Nagari Sungai Batang dan ikan mati semenjak Kamis (17/11/2022).

"45 ton ikan itu tersebar di 124 keramba jaring apung milik 27 petani dan ini berdasarkan pendataan yang kami lakukan Jumat (18/11/2022) pagi," katanya.

Ia mengatakan, dengan kematian itu maka petani mengalami kerugian sekitar Rp 945 juta, karena harga ikan di tingkat petani Rp 21.000 per kilogram.

Baca Juga: Napi Kasus Narkoba Meninggal di Lapas Lubuk Basung Agam, Kalapas Singgung Riwayat Asma

Evakuasi bangkai ikan tidak dapat dilakukan, mengingat masih ada ikan di keramba jaring apung sekitar dalam kondisi maangai atau kekurangan oksigen.

Bila evakuasi dilakukan, maka akan memicu kondisi ikan yang maangai semakin stres dan menjadi mati.

"Kita sudah menyarankan Jorong Tanjung Sani dan beberapa masyarakat yang dijumpai untuk tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau," katanya.

Ia mengakui, kematian ikan itu akibat perubahan cuaca dan angin kencang beberapa hari ini mengakibatkan terjadi pembalikan masa air.

Dengan kondisi itu, lapisan bawah yang minim oksigen terangkat ke permukaan, sehingga ikan kekurangan oksigen.

Baca Juga: Mobil BPBD Agam Terbalik, 5 Petugas Luka-luka

"Kematian ikan itu mulai terjadi Kamis (17/11) dan mengapung pada Jumat (18/11) pagi," katanya.

Ia mengakui, data kematian ikan itu masih di satu nagari atau desa adat. Untuk lokasi lainnya, penyuluh pertanian lapangan masih melakukan pendataan ke nagari lainnya.

Namun petani disarankan untuk mengevakuasi ikan yang masih hidup (sehat) ke kolam penampungan sementara di darat.

"Petani di Koto Malintang sudah ada memanen ikan, Kamis (17/11), dalam mengantisipasi kematian," katanya. (Antara)

Load More