Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 24 Oktober 2022 | 10:50 WIB
Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam groundbreaking pabrik Wavin di Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Senin (3/10/2022).

SuaraSumbar.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar ke-58. Kehadiran orang nomor satu di Indonesia itu pun jelas mencuri perhatian banyak pihak.

Pernyataan-pernyataan Jokowi pun tak luput dari sorotan publik. Mulai dari pesannya jangan sembrono memilih Capres dan meminta Golkar segera mengumumkan Capres untuk Pilpres 2024.

Pakar Hukum dan Tata Negara, Refly Harun, ikut memberikan pandangan terhadap pernnyataan Jokowi tersebut. Menurutnya, Jokowi mengirimkan sinyal agar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dinaungi Golkar segera deklrasikan Ganjar Pranowo.

Refly Harun. (YouTube/ReflyHarun).

“Padahal Golkar sendiri kalau dia mengikuti partainya, jelas mengikuti Airlangga Hartarto. Tapi sepertinya yang ditunggu yang jangan lama-lama itu Golkar dan KIB mendeklarasikan dukungan ke Ganjar Pranowo,” kata Refly dalam kanal Youtube Refly Harun Channel, dikutip dari Wartaekonomi.co.id - jaringan Suara.com, Senin (24/10/2022).

Baca Juga: Presiden Jokowi Nonton All Indonesian Final Ganda Putra Denmark Open 2022: Begitu Sengit

Refly Harun mengatakan, jika KIB yang dinaungi Golkar mendeklarasikan Ganjar Pranowo, maka sudah ada kejelasan terhadap langkah mereka.

Selain itu, Refly menilai dengan deklarasi dukungan ke Gubernur Jawa Tengah tersebut oleh KIB, menjadi sarana untuk menekan PDIP dan Megawati Soekarnoputri yang saat ini dinilai lebih mengarahkan dukungan Capres untuk Puan Maharani.

“Ini teorinya, kalau KIB yang ditulangpunggungi Golkar mencalonkan Ganjar Pranowo, maka selain itu ada kepastian juga menekan PDIP. Selain menekan juga menantang PDIP berani nggak dia mencalonkan Puan Maharani atau bermanuver lain menjadikan Puan sebagai wakil Prabowo atau Anies Baswedan misalnya,” katanya.

Refly mengatakan, apa yang terjadi mengenai peta kekuatan di lingkar kekuasaan Jokowi menarik. Sebab, Jokowi sendiri dinilai mulai ikut terlibat dalam langkah praktis partai politik.

Refly juga menduga skenario pencalonan di Pilgub DKI 2017 bisa terjadi di Pilpres 2024. “Jokowi mengingkan KIB itu cepat mendeklarasikan jagoannya agar bisa cepat menekan Megawati. Jadi nanti seperti NasDem yang menekan Megawati untuk mencalonkan Ahok. Kita tahu yang pertama kali mendeklarasikan Ahok adalah NasDem, tapi kemudian di tengah jalan PDIP bergabung, mengapa? Karena PDIP tak punya calon lain,” katanya.

Baca Juga: KIB Akan Diskusi Soal Capres-Cawapres Ke Presiden, Golkar: Bukan Berarti Disetir Jokowi

Load More