SuaraSumbar.id - Citra institusi Polri sedang 'babak belur' ulah perilaku sejumlah oknum. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan sampai meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk berbenah memulihkan kepercayaan publik. Hal itu ditegaskannya saat mengumpulkan petinggi Korps Bhayangkara se-Indonesia di Istana Negara pada Jumat (14/10/2022).
Setiap aksi negatif oknum Polri memang kerap cepat tersebar luas. Sedangkan tindakan positifnya jarang terlihat dan nyaris tak terekspos ke publik. Padahal, ada ribuan polisi baik yang tersebar di pelosok negeri. Mereka mengabdi untuk masyarakat di daerah-daerah terpencil dan terisolir. Seperti halnya para Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
Tigo Lurah tercatat sebagai salah satu daerah terpencil di Sumbar. Jarak pusat pemerintahan Kabupaten Solok ke kecamatan mencapai 80 kilometer. Akses jalannya jauh dari kata layak karena mayoritas masih 'beraspal' tanah. Warga yang ingin ke kantor bupati atau ke Kota Solok saja, harus mengeluarkan biaya ratusan ribu untuk ongkos ojek motor.
Ada lima nagari (desa) di Kecamatan Tigo Lurah, masing-masing Rangkiang Luluih, Batu Bajanjang, Simanau, Tanjung Balik Sumiso dan Garabak Data. Akses jalan terparah berada di Nagari Garabak Data dan Tanjung Balik Sumiso. Dua nagari ini juga masih blank spot alias tak bersinyal. "Setiap nagari punya satu Bhabinkamtibmas, saya di bertugas di Sumiso," kata Bhabinkantibmas Nagari Tanjung Balik Sumiso Brigadir Polisi Satri Mairial kepada SuaraSumbar.id, Minggu (16/10/2022).
Satri sudah hampir 10 tahun mengabdi di daerah terpencil yang berbatas langsung dengan hutan Kabupaten Sijunjung itu. Pahit getir jadi polisi di tengah masyarakat yang mayoritas petani tamatan SD hingga SMP, telah dirasakannya. "Alhamdulillah sampai saat ini saya berhubungan baik dengan masyarakat. Pola pendekatannya biasa saja, yang penting mereka nyaman dan tidak takut dengan polisi," ceritanya.
Nagari Tanjung Balik Sumiso punya 4 jorong, masing-masing Tanjung Barisi, Sungai Dareh, Tanjung Balik dan Tigo Jangko. Jarak tempuh antar jorong menghabiskan waktu 1 hingga 2 jam perjalanan. Hal itu terjadi lantaran akses jalan di nagari tersebut masih sangat buruk. Bahkan, ada pemukiman warga yang sampai hari ini belum bisa ditempuh kendaraan bermotor.
Saat kondisi hujan, Satri menghabiskan waktu 4 jam lebih perjalanan dari kantornya Polsek Payung Sekaki ke Nagari Tanjung Balik Sumiso. Jika cuaca cerah, waktu tempuhnya hanya 3 jam dan itu dilakukannya sekali dalam seminggu. Dalam sebulan, dia juga tidur di nagari selama dua hari.
"Jalannya sangat miris, lebih-lebih saat hujan. Ini keluhan masyarakat di pedalaman Sumiso tiap tahun. Kami sebagai Bhabin tak bisa berbuat apa-apa soal itu," kata polisi asal Sijunjung itu.
Ayah dua anak itu mengisahkan suka dukanya selama berulang ke nagari binaan. Berkubang lumpur pergi dan pulang kerja sudah biasa dialaminya sejak mengabdi di nagari terpencil itu. Lebih-lebih saat Pemilu atau ketika menggencarkan vaksinasi Covid-19. Dia harus mati-matian mengantar logistik menjangkau masyarakat yang permukimannya melewati jalan tanah, sungai tanpa jembatan dan pendakian terjal.
Lulusan Bintara 2008 itu juga kerap diadang ular di tengah perjalanan. Ukurannya besar, bahkan mencapai paha orang dewasa. Kondisi itu pernah terjadi siang dan malam hari. "Sudah biasa diadang ular. Mau siang, mau malam, sama saja. Tapi saya berharap jangan sampai lihat Harimau," katanya sembari tertawa.
Selain itu, Satri juga punya pengalaman berjalan kaki di tengah hutan lindung selama 10 jam lamanya. Hal itu terjadi saat masa pengenalannya menjadi Bhabinkantibmas di nagari Tanjung Balik Sumiso. Dia menyusuri jalan setapak dari Jorong Sungai Dareh ke Jorong Tigo Jangko yang biasanya dilewati masyarakat selama 8 jam berjalan kaki.
"Saya sampai 10 jam karena sering berhenti. Itu di tengah hutan lindung. Tidak ada akses jalan kendaraan bermotor, tapi kalau dari Kabupaten Sijunjung ada," kata polisi berusia 34 tahun itu.
Mengedepankan Musyawarah
Bhabinkamtibmas merupakan garda terdepan Polri karena bersentuhan langsung dengan masyarakat. Mereka bagai jembatan informasi dan menyampaikan harapan warga terhadap layanan pemerintah. Para Bhabin adalah agen Problem Solving Polri di nagari (desa). Mereka dituntut cerdas dalam menghadapi semua keluhan, terutama mencarikan solusi terhadap masalah yang bersentuhan dengan ketertiban dan ketentraman masyarakat.
Menurut Satri, warga Nagari Tanjung Balik Sumiso jarang sekali berkonflik. Jika pun terjadi, mayoritas diselesaikan secara musyawarah dengan cara mengumpulkan Niniak Mamak atau tokoh adat masing-masing kelompok yang bertikai.
Tag
Berita Terkait
-
Kecelakaan Maut di Bypass Padang, Pengendara Motor Tewas di Tempat
-
Pertumbuhan Ekonomi Pariaman Capai 5,5 Persen
-
Lima Personel Jajaran Polda Sumbar Dipanggil Propam Polri Buntut Kasus Narkoba Irjen Teddy Minahasa
-
Sambo Jalani Sidang Perdana, Teddy Minahasa Kembali Diperiksa Polisi
-
Buku Catatan Bergetar saat Pidato, Warganet Kasihan dengan Kapolri
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
-
Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Saatnya Juara di Rumah!
-
Dua Kata Cristiano Ronaldo yang Bikin Joao Felix Hijrah ke Arab Saudi
-
Final Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia vs Vietnam: Usir Hantu 38 Tahun
-
Ekonom Senior Kwik Kian Gie Meninggal Dunia
Terkini
-
Pelanggaran Lalu Lintas Anak di Bawah Umur di Sumbar Meningkat Tajam, Polda Catat Lonjakan Tilang!
-
LBH Padang Desak Polisi Tindak Tegas Perusak Rumah Doa Jemaat Kristen
-
Wagub Sumbar Respon Keras Perusakan Rumah Doa Kristen di Padang: Tak Cerminkan Nilai Minangkabau!
-
Alasan Pejuang Olahraga Segel Kantor KONI Sumbar, Desak Ketua Mundur!
-
Keren! Mahasiswa ISI PP Raih Magister Lewat Tesis Mitos Inyiak Balang dalam Fotografi Dokumenter