Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 11 Oktober 2022 | 12:43 WIB
Pekerja melintasi areal tambang bawah tanah Grasberg Blok Cave (GBC) yang mengolah konsentrat tembaga di areal PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (17/8/2022). [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa perusahaan yang mengeksplorasi kekayaan tambang dan emas di Papua, Freeport, mayoritas sudah menjadi milik Indonesia dari sebelumnya dikuasai Amerika Serikat (AS).

"Saya baru saja ke Tembagapura melihat Freeport dan perlu saya sampaikan kepada para senior, para sesepuh, bahwa Freeport sekarang ini mayoritas sudah milik Indonesia, bukan milik perusahaan AS lagi," kata Jokowi saat meresmikan Kongres XII Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dan Munas XI Persatuan Istri Veteran RI (Piveri) di Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Jokowi enggan meninjau lokasi tambang emas milik Freeport sebelum Pemerintah Indonesia menguasai sebagian besar atau sebanyak 51 persen saham perusahaan tersebut pada Juli 2018.

"Karena sebelumnya kita hanya diberi (dividen) 9,3 persen. Tiga tahun kami bernegosiasi sangat alot sekali dan kita sekarang sudah memegang saham mayoritas 51 persen," kata Jokowi.

Baca Juga: Dikabari 28 Negara Jadi 'Pasien' IMF, Presiden Jokowi: Eling Lan Waspodo

Dia menjelaskan, saat ini sebanyak 98 persen karyawan Freeport adalah warga negara Indonesia (WNI), yang 40 persen di antaranya adalah masyarakat Papua.

Dengan kepemilikan yang dikuasai Pemerintah Indonesia, menurut Jokowi, saat ini Freeport memberikan keuntungan berlipat ganda kepada Indonesia dibandingkan sebelum divestasi dari Freeport McMoran. Total saat ini sebanyak 70 persen dari pendapatan Freeport menjadi milik pemerintah Indonesia.

"Saat ini kita dapat dividen 51 persen (dari Freeport), pajak lebih besar, PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) lebih besar, bea ekspor juga lebih besar. Jadi, 70 persen pendapatan Freeport masuk ke negara," tambahnya.

Selain Freeport, Pemerintah Indonesia juga telah mengambil alih lapangan minyak dan gas bumi Blok Rokan di Riau dari Chevron Amerika Serikat. Rencananya, Jokowi akan meninjau langsung Blok Rokan untuk mengevaluasi kemampuan produksi migas dari lokasi eksplorasi tersebut.

"Blok Rokan ini urusan migas yang sudah 97 tahun dikuasai Chevron. Sekarang juga sudah 100 persen dimiliki oleh kita sendiri. Saya belum cek ke sana. Dalam beberapa bulan ke depan, saya ingin cek (apakah) ada kenaikan produksi, ada kenaikan income (atau) tidak," ujar Presiden Jokowi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ungkap Kerja Detail Mampu Tekan Inflasi Pasca Kenaikan BBM

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan (DPP) LVRI Mayjen TNI (Purn) Saiful Sulun menjelaskan kongres dihadiri sekitar 300 anggota LVRI, Piveri, dan Pemuda Panca Marga.

Turut hadir dalam pembukaan Kongres XII LVRI dan Munas XI Piveri tersebut antara lain Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. (Antara)

Load More