Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 15 September 2022 | 00:38 WIB
Tukang bakso biasanya identik dengan busana simpel, seperti kaos, celana dasar, sandal, topi, serta handuk kecil. Tapi Baron, tukang bakso asal Brebes, Jawa Tengah ini tampil beda.

SuaraSumbar.id - Tukang bakso biasanya identik dengan busana simpel, seperti kaos, celana dasar, sandal, topi, serta handuk kecil. Tapi Baron, tukang bakso asal Brebes, Jawa Tengah ini tampil beda.

Dilihat SuaraSumbar.id, Kamis (15/9/2022), Baron tampil dengan busana rapi dan formal saat berkeliling menjajakan baksonya.

Bak pegawai kantoran, Baron memakai baju kemeja lengan panjang lengkap dengan dasi dan kacamata hitam.

Baron biasa berjualan di kawasan Kebantenan Semper Timur, Jakarta Utara.

Baca Juga: Emak-emak Rusak Motor karena Ditarik Leasing, Ada yang Jarah Interior Mobil karena Kesal Disita

"Aslinya sih dari Brebes. Sudah tujuh bulan merantau di sini," kata si perekam video.

Tukang bakso biasanya identik dengan busana simpel, seperti kaos, celana dasar, sandal, topi, serta handuk kecil. Tapi Baron, tukang bakso asal Brebes, Jawa Tengah ini tampil beda.

Jualan online
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong pedagang mie dan bakso bisa memanfaatkan teknologi digital. Hal ini, bertujuan untuk dalam mengembangkan usahanya.

Dia mengungkapkan, Indonesia akan menjadi negara terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2030 dengan potensi ekonomi digital mencapai Rp 4.500 triliun.

"Karena itu, Pak Presiden memahami betul bagaimana ekonomi digital kita yang sangat besar di Asia Tenggara itu juga harus dinikmati oleh para pedagang bakso, sehingga Pak Presiden mengarahkan supaya pedagang bakso harus berjualan secara online," ujar Teten dalam keterangan di Jakarta, Minggu (21/8/2022).

Dia menargetkan, sebanyak 30 juta UKM masuk pasar digital pada tahun 2024, namun pada tahun ini baru tercapai sebanyak 19,5 juta UKM.

Baca Juga: Dua Pemuda Live TikTok Mandi Lumpur Selama 24 Jam, Apes yang Nonton Cuma Segelintir

Teten optimistis dalam sisa waktu dua tahun ke depan target tersebut bakal tercapai, salah satunya atas kontribusi dari para pedagang mie dan bakso.

"Sekarang ini saya sudah dapat info dari Mas Bambang (Ketua Papmiso) bahwa dari 50 ribu anggota Papmiso 1.200 sudah go online. Saya juga dapat data dari Go Food sekitar 62.700 yang jualan mie dan bakso sudah terhubung ke online. Grab Food juga sekitar 120 ribu. Jadi sebenarnya sudah cukup banyak, nanti kita ada PR dengan Papmiso bagaimana 50 ribu (anggota Papmiso) dalam dua tahun kita targetkan semua go online," ungkap dia.

Oleh karena itu, Teten siap memberikan pendampingan kepada pedagang mie dan bakso supaya bisa masuk ke pasar digital.

Selain itu, pihaknya juga siap membantu pedagang untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), memfasilitasi mereka mengakses perbankan untuk mendapatkan bantuan permodalan melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) klaster, mendapatkan izin edar, dan sertifikasi halal.

"Untuk yang online ini kita harus inovasi dan itu sudah dilakukan oleh Papmiso selama pandemi COVID-19. Ketika warung mie dan bakso terkendala jualan secara offline, Papmiso membuat bakso frozen. Jadi pedagang bakso yang ada di Papmiso ini sudah melakukan inovasi menyesuaikan dengan teknologi," imbuh dia.

Kontributor : Rizky Islam

Load More