SuaraSumbar.id - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Padang sudah membahas soal tarif baru angkutan kota (angkot) pasca kenaikan harga BBM. Kenaikan tarif angkot sebelumnya diusulkan mencapai 30 persen.
Pembahasan ini digelar Dishub Kota Padang bersama Komisi III DPRD Padang, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) serta Organisasi Angkutan Darat (Organda). Usulan angka kenaikan tarif pun telah diterima.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Yudi Indra Sani mengatakan, dalam pembahasan tarif angkot terdapat pembulatan harga. Hal ini agar tidak kesulitan dalam penerapan di lapangan.
"Pembahasan sudah, paripurna belum. Setelah selesai paripurna keluar surat keputusan anggota dewan baru keluar surat keputusan wali kota," kata Yudi saat dihubungi SuaraSumbar.id, Rabu (14/9/2022).
Baca Juga: Terungkap! Oknum Anggota DPRD Padang Pariaman Diduga Ditangkap BNN Saat Lagi Asyik di Hotel Bogor
Menurut Yudi, YLKI sebagai perwakilan penguna jasa dan Organda penyedia jasa telah menerima usulan angka kenaikan tarif angkutan kota. Saat ini menunggu jadwal paripurna.
"YLKI dan organda menerima, memang ada pembulatan. Sekarang jadwal paripurna masih menunggu," jelasnya.
Sebelumnya, usulan penetapan kenaikan tarif angkutan kota tersebut bervariasi. Yudi mengungkapkan, pihaknya menetapkan persentase tergantung zonasi trayek yang dilalui angkot.
"Kalau di Padang tergantung zona. Zona 0-5 kilometer, 5-10 kilometer, 10-15 kilometer, 15-20 kilometer. Kalau kami lihat usulan kenaikan tarif angkot berkisar 20-30 persen," ungkapnya.
Seperti diketahui, kenaikan tarif angkutan kota ini telah dilakukan secara mandiri oleh para penyedia jasa angkutan kota. Hal tersebut tak terlepas dampak yang cukup dirasakan para sopir angkutan kota perihal kenaikan BBM.
Karena jika tidak menaikkan tarif, para sopir angkutan kota mengaku tidak akan mendapatkan untung dalam setiap trip saat mencari penumpang. Apalagi ditambah kondisi penumpang sepi.
salah satu sopir angkutan kota di Padang, Hendri tak menampik untuk saat ini acap kali biaya BBM yang telah dikeluarkannya tidak dapat untung dari jumlah penumpang. Angkotnya biasa mengunakan BBM jenis Pertalite.
"Tiga kali trip cari penumpang biasanya isi Rp 60 ribu. Tapi ini sekarang penumpang sepi. Makanya kadang satu trip itu tidak balik modal untuk biaya BBM," keluhnya.
Kontributor: Saptra S
Berita Terkait
-
Buntut Kenaikan BBM, Pemko Padang Usul Tarif Angkot Naik hingga 30 Persen
-
Pohon Tumbang Timpa Truk di Area Longsor Sitinjau Lauik, Arus Lalu Lintas Ditutup Sementara
-
Data Penerima BLT BBM di Padang Belum Jelas, Bakal Disalurkan Lewat 6 Kantor Pos
-
Tertimbun Material Longsor, Jalan Menuju Sungai Pisang Padang Ditutup
-
Konsumsi Pertalite di Padang Meningkat Drastis Usai Heboh Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Tag
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Komitmen BRI untuk Dunia Bola Nasional: Sponsori GFL Series 3
-
Gunung Semeru Erupsi 4 Kali, Letusan hingga 800 Meter
-
Pemkab Dharmasraya Target 10.000 NIB Selama 2025
-
SIMA Prestasi Unand 2025 Bebas Biaya Pengembangan Institusi, Berikut Syaratnya!
-
Warga Padang Panjang Juga Dapat Sapi Kurban Presiden Prabowo, Lebih Besar dari Padang Pariaman!