Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 30 Agustus 2022 | 21:40 WIB
Juniarti dan Jalius, pasangan suami-istri tua di Kota Padang yang tak pernah menunggak iuran BPJS Kesehatan. Suaminya hanya buruh tani dan istrinya ART. [Suara.com/Riki Chandra]

Sehari setelahnya, Juni mendaftar sendiri tanpa suami sebagai peserta mandiri di kelas II dengan iuran Rp 42.500. "Pak dokter operasi itu yang suruh. Saya ingat betul," paparnya.

Seluruh karyawan tempat kerja Juni didaftarkan jadi peserta kelas II akhir 2015. Dia ikut beralih ke Pekerja Penerima Upah (PPU). Penghujung 2016, Juni dan suaminya pensiun dari perusahaan yang menghidupinya sejak 1986. "Tahun 2017, kami jadi peserta mandiri kelas II lagi," katanya.

Sejak iuran BPJS Kesehatan naik per 1 Januari 2021, mereka turun ke kelas III. Berdasarkan Perpres Nomor 64 tahun 2020, iuran kelas III Rp 42 ribu (subsidi 7 ribu) dan peserta membayar Rp 35 ribu. Sedangkan kelas II Rp 100 ribu dan kelas I Rp 150 ribu.

"Awal naik sempat juga bayar kelas II. Tapi kami tak sanggup, makanya turun kelas," katanya.

Baca Juga: Apakah Iuran BPJS Kesehatan Bisa Dicairkan? Begini Penjelasan Lengkapnya

Bagi Juni, menjemput kebaikan JKN-KIS tak perlu menunggu sakit. Mereka bahkan rela berutang demi bayar BPJS. "Kami takut nunggak. Jika sewaktu-waktu kami sakit, kartu mati bagaimana? Mau berobat uang tak ada, anak jauh," tuturnya.

Ajak Suami dan Edukasi Warga

Lain lagi cerita Jalius yang belum pernah berobat pakai JKN-KIS sejak terdaftar 6 tahun lalu. "Saya sehat sampai sekarang, besok belum tau," katanya tertawa.

Semula, Jalius menolak daftar BPJS karena merasa sehat. Saat dibayar perusahaan pun tak digubrisnya. Hatinya luluh ketika istrinya Juni, terus bicara nasib hari tua. "Usia kami sudah rentan. Siapa tahu besok pagi tiba-tiba sakit dan dibawa ke RS," katanya.

Jalius dan Juni tergolong warga kurang mampu, namun mereka enggan jadi peserta JKN-KIS kategori Penerima Bantun Iuran (PBI). "Masih banyak yang lebih membutuhkan," katanya. "Bukan berarti kami sombong," sambung Juni.

Baca Juga: Dukung Bakat Farel Prayoga, BPJS Kesehatan Berikan Perlindungan Melalui Program JKN

Meski bukan kader JKN, Juni aktif mengajak warga daftar JKN. Dia menggugah tetangga, kerabat dan rekannya yang mengeluh biaya berobat. Pola edukasinya tak muluk-muluk, hanya bercerita pengalaman 9 tahun lalu sebelum menerima manfaat JKN.

Load More