SuaraSumbar.id - Sebelum memutuskan untuk mamasukkan anak ke sekolah formal sejak usia dini, ada beberapa hal yang penting untuk menjadi bahan pertimbangan orang tua.
Damar Wijayanti, Montessori & Certified Positive Discipline Parents Educator mengatakan penting bagi para orang tua untuk memahami kondisi anak sebelum mendaftar sekolah.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenalkan berbagai macam kegiatan kepada anak, agar menemukan minatnya.
"Kita perlu mengenalkan segala macam kegiatan ke anak jadi enggak cuma itu-itu aja. Perlu juga ada variasi, karena setiap orang kan cara belajarnya beda-beda, dengan variasi itu yang dia serap lebih optimal," katanya melansir Antara, Senin (22/8/2022).
Baca Juga: G20 Sepakat Implementasi Solusi Dua Pilar untuk Keadilan Perpajakan Internasional
Keinginan anak untuk sekolah baiknya datang dari dirinya sendiri sehingga memiliki dorongan yang kuat dalam belajar.
Orang tua juga perlu untuk menyiapkan stimulus seperti sensorik dan motorik sebelum anak memasuki sekolah.
Mempersiapkan anak masuk sekolah tidak hanya soal mencari tempat dengan akreditas bagus. Namun orang tua harus melakukan persiapan secara menyeluruh seperti menentukan jarak antara rumah dan sekolah, kualitas dan kuantitas pengajar, peraturan hingga kurikulumnya.
"Kalau anak enggak siap masuk sekolah, dia akan kewalahan. Bukannya senang saat pulang sekolah tapi malah stres, akhirnya waktu mainnya berkurang karena dia harus mengelola stresnya, waktu belajarnya juga bisa berkurang," kata Damar.
Anak juga perlu merasa aman saat di sekolah, sebab perasaan terancam dapat menghambat kemampuan belajarnya.
Baca Juga: Emak-emak Siram Truk Tronton Polisi saat Melintas, Netizen Curiga: Gara-gara Si Sambalado
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda sehingga tidak bisa disamakan dengan anak lain. Penting bagi para orang tua untuk memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dengan karakternya.
Selain itu anak yang sudah mampu mengelola emosinya berarti sudah siap untuk bersekolah.
"Kalau dia sudah mampu sedikit-sedikit bisa mengelola emosinya, ini bisa menjadi salah satu tanda bahwa dia siap sekolah," katanya.
Berita Terkait
-
Pendidikan dan Agama Kriss Hatta: Cerita Pacari Anak di Bawah Umur, Kini Putus Karena Beda Agama
-
Bermain Genangan Air di Dekat Honda Brio, Anak Harvey Moeis: Berani Kotor Itu Baik
-
Baru 13 Tahun, Kritisnya Anak Pandji Pragiwaksono Bahas Kebiasaan Buruk Orang Indonesia sampai Senggol Pemerintah
-
Beda Cara Lolly dan Putri Fitri Salhuteru Tanggapi Ibu Mereka yang Dihujat
-
Manisnya Momen Putri Haldy Sabri dan Anak Irish Bella: Duduk Pangku di Mobil hingga Main TikTok Bareng
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Bela Timnas Belanda
- Rieke Diah Pitaloka Kritik Hakim Eko Aryanto Pakai Suara KH Zainuddin MZ: Anjing Setia ke Pemberi Daging
- Hacker Anonymous Siap Bongkar Korupsi Jokowi, Netizen: Gibran dan Kaesang Bantu Bapak!
- End Game, Uang Donasi Agus Salim Rp1,3 Miliar Disalurkan ke Korban Bencana Alam
- Mahfud MD Dibuat Gerah dengan Etika Sandra Dewi di Persidangan Harvey Moeis: Kalau Bergembira...
Pilihan
-
Dikabarkan Bakal Dipecat, Shin Tae-yong: Mohon Dukungan...
-
3 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik Januari 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik Januari 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 128 GB Terbaik Januari 2025
-
Tugu Pesut Rp 1,1 Miliar di Samarinda Dinilai Gagal Wakili Fauna Khas Kaltim
Terkini
-
Bejat! Ayah Rudapaksa Anak Kandung
-
Semen Padang: Selamat Datang Filipe Chaby
-
Kisah Sukses Fuguku Bisa Tembus Go Global Berkat Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025
-
Dua Malam di Hutan Belantara! Kisah Pendaki Tersesat di Gunung Talang
-
Inflasi Bukittinggi Tertinggi di Sumbar, Rokok dan Harga Pangan Jadi Biang Kerok