SuaraSumbar.id - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa wanita miskin lebih berisiko mengalami serangan jantung. Bahkan, 6 tahun lebih awal dibandingkan wanita kaya.
Para ilmuwan dalam penelitian ini mengatakan bahwa wanita berpenghasilan rendah, tidak memiliki pilihan kesehatan dan perawatan gaya hidup yang sama seperti wanita kaya.
Para peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan Austria mempelajari latar belakang sosio-ekonomi pasien kardiovaskular di Wina, ibu kota Austria.
Mereka menemukan bahwa orang miskin lebih berisiko menderita serangan jantung yang lebih cepat daripada orang kaya. Bahkan, serangan jantung yang dialami orang miskin jauh lebih parah.
"Makan diet seimbang, menghindari stres, banyak olahraga dan kontrol tekanan darah Anda bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular," kata para peneliti dikutip dari News Week.
Tapi, tidak semua orang bisa merawatnya dengan tingkat yang sama. Misalnya, orang yang berpenghasilan rendah sering mengalami masalah dengan makanan sehat dalam jangka panjang.
Mereka juga sering tinggal di wilayah yang infrastruktur medisnya tidak begitu baik, seperti jumlah dokter lebih sedikit atau akses ke layanan kesehatan yang jauh.
Para ahli pun melihat efek gaya hidup dan lingkungan sosial dalam mempengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan.
Mereka yang berasal dari Universitas Wina, Rumah Sakit Umum Wina dan Institut Internasional untuk Analisis Sistem Terapan (IIASA) ingin mengetahui pasien serangan jantung dari wilayah miskin di Wina meninggal dunia lebih awal daripada pasien yang berasal dari wilayah kaya.
Baca Juga: Gara-Gara Tidak Bersedia, Wanita Ini Kehilangan Warisan sampai Sekitar Rp179 Miliar
Penelitian ini dirancang untuk menghubungkan data observasi berbasis rumah sakit dari pasien serangan jantung, yang dilengkapi dengan informasi lingkungan sosial ekonomi dan daftar kematian.
Hal ini memungkinakan para ilmuwan untuk memeriksa tingkat kelangsungan hidup selama 19 tahun, dari tahun 2000 hingga 2018.
Secara total, data 1.481 pasien serangan jantung, termasuk wanita dan pria berusia antara 24 dan 94 pun dilibatkan.
Mereka menemukan bahwa orang yang tinggal di daerah miskin memiliki risiko lebih tinggi menderita serangan jantung lebih awal.
"Kami tidak bisa menentukan risiko seseorang meninggal karena serangan jantung dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggalnya atau tidak. Tapi, data kami menunjukkan orang dari wilayah miskin berisiko menderita serangan jantung sejak dini," jelasnya. (Suara.com)
Berita Terkait
-
Cuaca Dingin Picu Serangan Jantung, Ini Saran Ahli
-
Cara Memberi Pertolongan Pertama Bagi Pasien Serangan Jantung
-
Monica Soraya, Wanita Kaya Rawat 6 Bayi yang Mau Dibuang Ibunya
-
Wanita Kaya Rawat 6 Bayi Mau Dibuang Ibunya dan Dibiayai Sejak di Kandungan
-
Suami Mendadak Tewas usai Bunuh Istrinya, Keluarga Datangi Rumah Karyadi
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Cara Cegah Anak Kecanduan Gadget, Orang Tua Wajib Tahu Hal Ini
-
Korban Keracunan MBG di Agam Capai 119 Orang, 20 Masih Dirawat
-
Lewat 1 Juta AgenBRILink, BRI Dorong Inklusi Keuangan dan Catat Transaksi Rp1.145 Triliun
-
BRI Percepat Penyaluran KPR FLPP untuk Dukung Program 3 Juta Rumah dan Asta Cita Pemerintah
-
CEK FAKTA: Presiden Israel Dilempari Telur Busuk Keluar Gedung PBB, Benarkah?