SuaraSumbar.id - Gelombang tinggi menghantam pesisir pantai Padang, Sumatera Barat (Sumbar), hingga merendam badan jalan dengan ketinggian mencapai 1,5 meter. Peristiwa itu terjadi Minggu (3/7/2022) dan sudah berlangsung selama tujuh hari.
Selain merendam badan jalan, gelombang tinggi juga merusak batu pemecah ombak yang berada didekat Masjid Al Hakim serta sampah-sampah tampak berserakan yang dibawa arus air.
Salah satu pedagang Herman (70) mengaku gelombang tinggi berlangsung sejak pukul 07.00 WIB dan puncak tingginya terjadi pada pukul 11.00 siang.
"Jadi puncak sekitar pukul 11.00 WIB. Air sudah mencapai 1 meter hingga 1,5 meter. Sehingga berdampak kepada pedagang yang tidak bisa berjualan di sepanjang pantai," katanya, Senin (4/7/2022).
Baca Juga: Pria di Padang Jualan Narkoba di Lampu Merah, Modusnya Pura-pura Jadi Pengemis
"Selain itu, gelombang tinggi juga merobohkan baru pemecah ombak yang berada di dekat Masjid Hakim," katanya lagi.
Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Teluk Bayur Padang memprediksi gelombang tinggi akan berlangsung selama 7 hari kedepan di sejumlah pesisir pantai yang ada di Sumatera Barat (Sumbar).
"Berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Sumbar sejak tanggal 1-7 Juli mendatang. Peningkatan gelombang tinggi mencapai 1 hingga 1,5 meter," Kepala BMKG Maritim Teluk Bayur Syafrizal.
Terkait ha itu, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini untuk stakeholder dan masyarakat, khususnya nelayan untuk berhati-hati dan mengambil tindakan-tindakan atau upaya preventif agar mencegah adanya korban jiwa dan kerugian materil akibat gelombang tinggi ini.
"Diprediksi akan terjadi sampai 3 hari kedepan, kami harapkan untuk masyarakat memantau informasi terutama informasi perkiraan tinggi gelombang dengan mengambil langkah pencegahan dari fenomena ini," tuturnya.
Syafrizal menegaskan bahwa peristiwa tersebut tidak sangkutpautnya dengan tsunami, karena pemicu tsunami adalah gempa yang terjadi pada lempeng dasar laut dan ini murni memang fenomena gelombang tinggi.
"Dari hasil perkiraan kami memang adanya semacam gangguan atmosfer yang menyebabkan adanya angin yang cukup kencang di samudera lepas yang menjadi faktor pembangkit dari gelombang tinggi," ucapnya.
Kontributor : B Rahmat
Berita Terkait
-
Polisi Bakal Periksa Andre Rosiade Terkait Dugaan Penipuan Mahar Politik Libatkan Wabup Solok
-
684 Bencana Alam Terjadi di Sumatera Barat
-
Ratusan Rombongan Moge Harley Davidson 'Serbu' Istano Basa Pagaruyuang, Gubernur Sumbar Bilang Begini
-
Uji Coba Beli BBM Subsidi Pakai MyPertamina di SPBU Bukittinggi, Warga Mengeluh: Sangat Ribet, Mending Pakai KTP
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Tragedi Idul Adha: Jafar Meninggal Usai Ditendang Sapi Kurban
-
Pemkab Padang Pariaman: 1.500 Hewan Kurban Dipotong pada Idul Adha 1446 H
-
Tim Gabungan Gagalkan Penyelundupan 40 Kilogram Sabu Jaringan Aceh-Banten
-
Tragis! Petani di Agam Tewas Terjebak dalam Kebakaran Rumah Jelang Idul Adha 2025
-
7 Cara Hindari Covid-19 Saat Libur Panjang, Waspadai Kerumunan!