Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 16 Mei 2022 | 20:02 WIB
Seorang warganet mengunggah video kondisi kamar kos di sebelahnya yang berisi sampah. [Instagram]

Setiap orang mungkin punya kecenderungan menyimpan barang, misalnya sebagai koleksi. Nah, bedanya dengan hoarding disorder, seorang kolektor biasanya menata barang mereka dengan rapi dan dirawat dengan baik.

  • Bertolakbelakang dengan pengidap hoarding disorder yang memiliki tanda-tanda berikut:
  • Barang yang ditumpuk seringkali sudah tak layak pakai, busuk, rusak, dan tak punya nilai jual. Cenderung masuk kategori sampah
  • Barang yang ditumpuk membuat akses ke ruangan di rumah jadi sulit.
  • Kamu sensitif alias marah saat ada kerabat atau orang yang hendak membersihkan atau merapikan barang yang kamu tumpuk. Ini membuat hubunganmu dengan orang terdekat jadi bermasalah.

3. Bahaya hoarding disorder

  • Hoarding disorder bukan masalah sepele. Jika terus dibiarkan, kualitas hidup seseorang akan terus turun. Berikut beberapa bahaya yang mengintai pengidap hoarding disorder:
  • Dari segi kesehatan, barang-barang bekas yang tak bernilai bisa mengumpulkan debu, bakteri, hingga binatang parasit.
  • Seseorang yang mengidapnya biasanya punya hubungan buruk dengan kerabat karena jadi keras kepala dan tak sudi mendengar nasihat mereka.
  • Hunian jadi rawan kebakaran dan punya risiko bahaya tinggi saat terjadi bencana alam
  • Cara memulihkan pengidap hoarding disorder.

Satu-satunya cara untuk memulihkan seseorang dari hoarding disorder adalah terapi psikologis. Obat-obatan anti depresi juga biasanya diresepkan pada penderita hoarding disorder.

Namun, langkah pertama adalah mengakui bahwa seseorang memiliki masalah. Jika masih dalam fase denial, terapi akan sangat sulit dilakukan.

Baca Juga: Video Viral Suami dan Anaknya Jemput Ibu Pulang Tapi Tak Mau, Publik: Pasti Ada Alasan di Baliknya

Kontributor : Rizky Islam

Load More