Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 17 Maret 2022 | 12:06 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) memberikan arahan kepada Gubernur se-Indonesia pada seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww]

SuaraSumbar.id - Agenda Kendi Nusantara yang digelar Presiden Joko Widodo (Jokowi) di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada Senin (14/3/2022) lalu membuat geger pemuka ulama dan politisi PKS di Sumatera Barat (Sumbar).

Pasalnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat Gusrizal Gazahar Dt Palimo Basa menyayangkan kehadiran Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dalam agenda tersebut.

Belakangan, sikap dari MUI Sumbar tersebut memancing perdebatan sengit hingga membuat Anggota DPRD Sumbar Budiman Dt Malano Garang mengomentari pernyataan Buya Gusrizal.

Sebuah kendi yang berisi tanah dan air dari seluruh provinsi se-Indonesia usai seremoni ritual Kendi Nusantara di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww]

Dalam akun Facebook Budiman Dt Malano Garang, tertulis dalam status 'Kita Rindu ulama yang bijaksana berbicara di Media dan di depan Ummatnya.'

Baca Juga: MUI Sumbar dan Gubernur Adu Argumen Soal Ritual Kendi Nusantara, Ketua DMI: Setiap Pekerjaan Tergantung Niat

Kemudian dalam komentar Budiman kembali menuliskan penjelasan terkait penjelasan yang disampaikan Gubernur Mahyeldi kepada DPRD Sumbar. Ia bahkan meminta Buya Gusrizal untuk ber-tabayyun.

Buya gubenur baru saja menjelaskan di DPRD tentang acara dengan Presiden di IKN, tidak benar seperti berita-berita di medsos yang sudah dipoles-poles ust. Jangan sampai kita termakan kaji sendiri ust. Ummat disuruh tabayyun tetapi ulamanya percaya berita HOAX us” tulis Budiman Dt. Malano Garang.

Menanggapi hal tersebut, Buya Gusrizal mengomentarinya dengan membala pernyataan tersebut. Dikutip dari Minangkabaunews.com-jaringan Suara.com, ia menanggapi pernyataan Budiman terkait tabayyun yang dimaksud.

"Wahai anggota dewan yang terhormat, coba suruh gubernur saudara melihat WA-nya dan tanya ke Kadis Infokom! Apa lagi yang saudara maksud tabayyun itu?"

Ia juga meminta agar penjelasan Gubernur Mahyeldi yang datang dalam agenda Kendi Nusantara juga disampaikan kepada MUI Sumbar, tidak hanya ke wakil rakyat.

Baca Juga: Bela Diri Soal Ritual Nusantara di IKN Bareng Jokowi, Gubernur Sumbar Disindir Ketua MUI Buya Gusrizal

"Kalau mau memberikan penjelasan, mengapa ke DPRD Sumbar? Datanglah ke kantor MUI Sumbar! Apakah memang berpantang mendatangi MUI Sumbar?”

Dia juga mengkritik Gubernur Mahyeldi yang tidak menjelaskan secara langsung kepada ulama.

Apakah kalau ulama ingin bicara harus datang 'manjalang'? Tak bisakah menggunakan alat komunikasi? Apakah semua harus dengan sespri?” tutur Buya.

Tak hanya itu, ia juga menegaskan kepada Budiman untuk menjelaskan perihal tersebut kepada MUI Sumbar.

“Kalau saudara mau berhujjah dengan MUI Sumbar, saya tunggu saudara di Kantor MUI Sumbar atau di Surau saya.
Kalau saudara tetap membawa ini ke ranah politik, akan saya hadapi dan akan saya bongkar seluruh perlakuan selama ini kepada MUI Sumbar. Bagi saya, ini masalah aqidah dan saya tak akan mundur setapak pun. Itu sikap saya,” tegas Buya Gusrizal.

Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar (Dokumen pribadi)

Untuk diketahui, nama Kendi Nusantara merupakan wadah air dan tanah secara simbolis wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua.

Sedangkan, air dan tanah gambaran kearifan lokal dari setiap daerah di Indonesia yang disatukan dalam Kendi Nusantara di IKN.

Adapun penggunaan kendi, selain sebagai wadah untuk menyimpan air, juga merupakan bagian dari budaya Indonesia yang kerap digunakan dalam berbagai prosesi sakral untuk perlengkapan ritual sosial budaya dan keagamaan di Indonesia.

Dalam agenda Kendi Nusantara, setiap gubernur di Indonesia diminta Presiden Jokowi membawa air dan tanah yang merepresentasikan wilayah-wilayah yang ada di Indonesia.

Tagar Ritual Syirik

Sebelumnya di jagat maya, ritual Kendi Nusantara menjadi polemik di tengah masyarakat. Banyak warganet yang kontra dengan kegiatan ritual tersebut.

Hingga Selasa (15/3/2022) siang lalu, tagar Ritual Syirik bergema dan menjadi trending topic di media sosial Twitter. Sejumlah warganet mengkritik soal ritual tersebut yang menurut mereka tidak perlu dilakukan.

"Bgmn nasib Indonesia kedepannya krn IKN dibangun dgn ritual syirik dan musyrik? Wallahu a'lam bishawab," tulis akun @Aya***

"Pindah ibukota ketika pertumbuhan ekonomi dibawah 5%, itu namanya Ambisi.....Pindah ibukota ketika pertumbuhan diatas 7% , itu namanya Prestasi...#RitualSyirik," timpal akun lainnya.

Load More