Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 26 Februari 2022 | 07:15 WIB
Masjid Raya Kajai Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat roboh pasca gempa magnitudo 6,2. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Pakar Gempa dari Universitas Andalas (Unand), Badrul Mustafa menyebutkan bahwa gempa yang mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), juga pernah terjadi pada tahun 1977 atau sekitar 45 tahun silam. Kala itu, kekuatan gempanya mencapai 5,5.

"Di lokasi ini (Pasaman Barat) pada 1977 juga pernah terjadi gempa yang bersumber dari segmen Sumpur atau Angkola," katanya, Jumat (25/2/2022).

Menurutnya, Sumbar dilalui oleh patahan geser yang bernama Sesar Semangko. Sesar ini terdiri atas empat segmen, yakni Segmen Sumpur yang merupakan lanjutan dari segmen Angkola dan Barumun, kemudian segmen Sianok, segmen Sumani dan segmen Suliti di Solok Selatan yang berhubungan dengan segmen Siulak di Kerinci.

Ia mengemukakan, gempa di darat dengan kekuatan 5,5 sampai 6,5 sudah bisa menimbulkan kerugian cukup besar. Sebab, kedalamannya sangat dangkal dan dekat dengan permukiman.

Baca Juga: Tanah Bergerak Pasca Gempa di Pasaman Ternyata Likuifaksi, Ini Penjelasan Ahli Geologi

"Saya bersama rekan-rekan geologi di Sumbar sering mengingatkan tentang potensi gempa di segmen ini, juga segmen Suliti di Solok Selatan," katanya.

Ia mengemukakan periode ulang gempa darat di sepanjang sesar Semangko ini cukup pendek waktunya. Beda dengan periode ulang gempa akibat subduksi lempeng di megathrust Mentawai.

Atas dasar itu, mitigasi harus terus diupayakan, tidak hanya menghadapi kemungkinan gempa dari megathrust Mentawai, namun juga dari sesar Semangko. (Antara)

Load More