Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 14 Februari 2022 | 12:10 WIB
Tentara Israel bersiaga memegang senjata mereka dalam bentrokan dengan para pengunjuk rasa Palestina di Tepi Barat. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Pasukan Israel dilaporkan menembak mati seorang warga Palestina dalam bentrokan di Tepi Barat yang diduduki Israel. Hal itu disampaikan oleh pihak Kementerian Kesehatan dan para saksi Palestina, Senin (14/2/2022).

Penembakan warga Palestina itu dilakukan saat pasukan Israel bersiap untuk menghancurkan rumah seorang pria yang dituduh membunuh seorang warga Israel.

Bentrokan terjadi pada Minggu malam (13/2) di desa Silat al Harithiya yakni lokasi rumah dari seorang warga Palestina yang telah ditahan dan didakwa melakukan pembunuhan terhadap seorang warga Israel.

Sebelumnya, seorang warga Israel terbunuh dalam serangan penembakan terhadap sebuah mobil di dekat pos terdepan Yahudi Homesh pada 16 Desember 2021.

Baca Juga: Lagi, Jurnalis Ditembak Mati di Meksiko

Saksi mata mengatakan tentara Israel dan para warga bersenjata Palestina baku tembak setelah pasukan Israel tiba untuk melakukan pembongkaran.

Militer Israel mengatakan akan menghancurkan lantai rumah tempat tinggal dari pria Palestina yang menyerang warga Israel itu.

Ratusan warga Palestina melemparkan batu dan bom molotov ke arah tentara Israel, yang menanggapi dengan "peralatan pembubaran kerusuhan dan juga menembaki orang-orang bersenjata yang mereka lihat", kata militer Israel.

Namun, pihak militer Israel tidak mengonfirmasi tentang kematian warga Palestina.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, satu warga Palestina tewas dan 10 lainnya terluka.

Baca Juga: Operasi Ganti Kelamin, Transgender Dibunuh Saudaranya usai Unggah Foto di Medsos

Israel mengatakan pembongkaran yang dilakukan di rumah penyerang dapat membantu mencegah serangan di masa depan.

Kelompok hak asasi manusia mengecam tindakan tentara Israel, yang sering menargetkan rumah-rumah warga Palestina di mana anggota keluarga lainnya juga tinggal, yang diterapkan sebagai hukuman kolektif. (Antara/Reuters)

Load More