Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 08 Februari 2022 | 20:44 WIB
Mekkah [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Arab Saudi dikabarkan meluncurkan program di Metaverse. Program tersebut diharapkan agar masyarakat bisa mengunjungi situs-situs suci Islam di Mekkah dan Madinah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam, pun ikut mengomentari hal tersebut. Menurutnya, ibadah haji tidak bisa dilakukan melalui Metaverse karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Pihaknya menegaskan bahwa rangkaian kegiatan ibadah haji harus bersifat fisik bukan melalui imajinasi atau angan-angan. “Tidak memenuhi syarat karena aktivitas ibadah haji itu hukumnya taufiqi. Tata caranya sudah ditentukan,” katanya, dikutip dari Hops.id - jaringan Suara.com, Selasa (8/2/2022).

“Tidak bisa dalam angan-angan. Atau mengelilingi Kabah atau replika,” katanya lagi.

Baca Juga: Heboh Arab Saudi Bikin Ibadah Haji di Metaverse via VR, MUI Angkat Bicara

Dia mengatakan, program yang diluncurkan Arab Saudi bukanlah terkait pelaksanaan ibadah haji, melainkan sebagai sarana promosi pariwisata religi berbasis digital.

Sementara itu, Direktorat Urusan Agama Turki, Diyanet, juga memberikan tanggapannya mengenai hal tersebut. “Ini tidak bisa terjadi,” kata Remzi Bircan, direktur Departemen Pelayanan Haji dan Umrah Diyanet.

“Para umat bisa membayar untuk mengunjungi Ka’bah di Metaverse, tapi itu tidak akan dianggap sebagai ibadah,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Desember 2021 lalu, pemerintah Arab Saudi mengumumkan peluncuran 'Hajar Aswad Virtual', nantinya hajar aswad di Kabah dapat dirasakan secara virtual melalui teknologi VR atau Virtual Reality.

Proyek ini diprakarsai oleh Badan Urusan Pameran dan Museum yang bekerja sama dengan Universitas Umm Al Qura.

Baca Juga: Heboh Makanan dengan Kode E Disebut Haram, Ini Lho Penjelasan Lengkap MUI

Sedangkan “Hajar Aswad Virtual” diresmikan oleh Sheikh Abdul Rahman Al Sudais, Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Al Sudais menegaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk membawa pengalaman mengunjungi situs-situs suci umat Islam di Mekah dan Madinah secara virtual.

Melalui VR publik diharapkan tidak hanya dapat merasakan sensasi audio dan visual namun juga bisa merasakan sentuhan bahkan aroma.

“Kami punya situs-situs religi dan sejarah yang agung, yang kami perlu digitalkan dan komunikasikan ke semua orang melalui sarana teknologi termutakhir,” jelas Al Sudais.

Load More