SuaraSumbar.id - Sepuluh orang oknum petugas Yayasan Meyros Jaya Plus yang berlokasi di Dusun Pamah Simelir, Desa Telagah Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, ditangkap petugas Satreskrim Polres Binjai.
Mereka ditangkap dan telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan menyebabkan tewasnya korban berinisial SH.
Kapolres Binjai AKBP Ferio Sano Ginting melalui Kasat Reskrim AKP M. Rian Permana mengatakan, kesepuluh tersangka yang ditangkap yakni JP, FT, PP, DS, MB, AH, CH, BS, CP, dan IP.
Seluruhnya terlibat atas tewasnya SH (29), warga Tanjung Gusta Medan Helvetia yang merupakan salah satu pasien rehab di Yayasan Meyros Jaya Plus.
Baca Juga: Polisi Tangkap 3 Pelaku Penipuan Online
"Pasien masuk tanggal 16 Januari 2022 sekira pukul 22.00 WIB diantarkan keluarganya untuk dilakukan rehabilitasi karena Kecanduan narkoba. Setelah pendaftaran, korban yang akan diperiksa urinenya tidak mau dipasang rantai besi pada kedua kakinya. Di situlah tersangka PP, DS dan MB dan JP memukuli korban dengan cara meninju, menendang wajah dan badan korban secara berulang-ulang," jelas AKP M. Rian Permana, Sabtu (22/1/2022).
Setelah itu, tersangka membawa korban ke luar dari ruangan detofikasi dan dibawa ke kolam. Di sana tersangka PP menyuruh tersangka lainnya agar korban direndam di dalam kolam.
Tujannya agar korban lemas dan tidak bisa berontak saat dipasangi rantai di kakinya. Korban pun dimasukkan kedalam kolam dan kemudian tersangka MB, DS, FT, AH CH, BS, CP, PP dan IP, secara bersama-sama memukuli korban.
"Meninju, menendang bagian dada, punggung dan wajah korban dan saat itu juga tersangka menyeret tubuh korban. Sedangkan tersangka MB memukul korban dengan menggunakan rantai besi pada bagian belakang sebanyak satu kali," ungkap AKP Rian Permana.
Pada pukul 24.00 WIB, lanjutnya, datang Ketua Yayasan dan mengatakan agar korban jangan lagi dipukuli. Para tersangka disuruh untuk memandikan dan mengganti baju korban. Selanjutnya, tersangka DS dan AH memapah tubuh korban dan membawanya ke kamar mandi serta kemudian memandikan dan mengganti baju korban.
Baca Juga: Pemecatan Bripka Abdul Tamba Tunggu Keputusan Polda Sumut
"Setelah baju korban diganti, tersangka FT dan DS kembali membawa korban ke dalam ruangan detofikasi. Setelah diruangan detofikasi, DS bersama AH kembali melakukan pemukulan terhadap korban. FT menggunakan gagang sapu untuk memukuli punggung korban dengan cara berulang-ulang, sehingga gagang sapu tersebut patah," tambahnya.
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
BRI Bagikan Dividen Rp31,4 Triliun pada 10 April 2025
-
Anggota Satpol PP Agam Dikeroyok Puluhan Orang Saat Bubarkan Orgen Tunggal, Kepala hingga Kaki Lebam
-
Aktivitas Vulkanik Gunung Talang Solok Meningkat, Badan Geologi Minta Masyarakat Waspada Longsor!
-
Pengusaha UMKM Aksesoris Fashion Tembus Pasar Internasional Berkat Pemberdayaan BRI
-
Solok Diguncang 3 Kali Gempa Beruntun, Ini Penjelasan BMKG