Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 23 Desember 2021 | 16:57 WIB
Direktur Eksekutif KKI WARSI Rudi Syaf. [Suara.com/ B. Rahmat]

SuaraSumbar.id - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI melakukan sejumlah upaya untuk membantu masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan pengelolaan sumber daya alam. Salah satunya melibatkan kecerdasan buatan atau guardian.

Keberadaan guardian ini adalah untuk membantu pencegahan degradasi hutan serta mengaktifkan patroli pengamanan hutan bersama masyarakat dalam pencegahan illegal logging.

Direktur Eksekutif KKI WARSI Rudi Syaf mengatakan, dengan mengaktifkan patroli pengamanan hutan bersama masyarakat dan tugasnya untuk pengembangan ekonomi masyarakat, berkolaborasi dengan pemerintah untuk tindak lanjut pengamanan.

“Saat ini ada 9 guardian yang dipasang di hutan nagari dengan melibatkan Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN),” katanya, Kamis (23/12/2021).

Baca Juga: Bocah 5 Tahun di Padang Tewas Tertimpa Pagar Rumah

Akan tetapi, kata dia, keberadaan guardian dalam menjaga tutupan hutan di kawasan perhutanan sosial masih perlu dukungan dan pengoptimalan.

"Saat ini masyarakat memiliki keterbatasan kemampuan pengelola untuk mencegah masuknya kegiatan ilegal dalam kawasan berupa kegiatan illegal mining," katanya.

Menurutnya, perubahan tutupan hutan di kawasan perhutanan sosial diduga karena adanya pembukaan lahan untuk pengelolaan oleh masyarakat di zona pemanfaatan untuk persiapan lahan agroforestri.

“Penyebab kekurangan tutupan hutan juga kurangnya tindak lanjut laporan masyarakat terkait pantauan illegal logging dalam kawasan hutan atau belum ditindaklanjuti dengan serius,” tuturnya.

Rudi menambahkan, guna peningkatan tutupan hutan serta pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan serta mendukung perekonomian masyarakat sekitar hutan perlu adanya kerja-kerja yang serius.

Baca Juga: Dikritik AJI Padang, KPID Sumbar Bilang Begini

“Warsi merekomendasikan untuk memperkuat dukungan pengelolaan hutan oleh masyarakat, mendorong pemangku kebijakan untuk berperan aktif mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan, dan mendorong penegakan hukum terhadap pelaku pengrusakan hutan,” jelasnya.

Diketahui, berdasarkan data BPS tahun 2000 terdapat 950 nagari yang berada dalam kawasan hutan, dengan rincian 365 nagari berada di hutan konservasi, 305 nagari di hutan lindung dan 280 nagari di hutan produksi.

Saat ini seluas lebih kurang 228.074 hektar kawasan hutan sudah dikelola masyarakat dengan jumlah 162 unit yang terdiri dari 99 unit Hutan Nagari, 50 unit Hutan Kemasyarakatan, 4 unit Hutan Tanaman Rakyat dan 5 unit Hutan Adat serta 4 unit Kemitraan Kehutanan. Dari jumlah ini, 41 unit merupakan daerah dampingan KKI Warsi.

Kontributor : B Rahmat

Load More