Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 10 Desember 2021 | 10:26 WIB
Pengerjaan pembangunan Pasar Rakyat Surantih di Pessel, yang kini terbangkalai. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Pembangunan Pasar Rakyat Surantih, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), batal dilanjutkan tahun 2021. Penghentian sementara pembangunan ini merupakan dampak dari refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.

Pembangunan pasar Surantih ini diresmikan pengerjaan oleh Bupati Pessel sebelumnya, Hendrajoni sejak 25 September 2020 lalu. Direncanakan dengan anggaran lebih kurang Rp 18 miliar dan dikerjakan secara bertahap selama tiga tahun anggaran.

Tahap awal, pembangunan dimulai 2020, dengan alokasi dana Rp 2,6 miliar. Kemudian pada APBD 2021, pemerintah kabupaten kembali mengalokasikan Rp 7,2 miliar.

Namun, kegiatan tersebut batal, sejalan dengan kebijakan refocusing (penyesuaian) anggaran dari pemerintah pusat untuk pembiayaan percepatan penanganan pandemi Covid-19 secara nasional.

Baca Juga: Pantai Selatan Dilanda Gelombang Tinggi, Nelayan Diimbau Tak Melaut

Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi (Disdagtrans) Pessel, Mimi Rianti Zainul mengatakan, tidak bisa mengalokasikan anggaran untuk melanjutkan pembangunan pasar Surantih pada tahun 2022.

"Karena keterbatasan APBD, untuk tahun 2022 tidak ada dialokasikan anggarannya," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Kamis (9/12/2021).

Kendati demikian, tambahnya, karena keterbatasan anggaran itu. Pemerintah daerah Pessel, bakal mengusulkan untuk tahun 2023.

"Akan kembali kita usulkan di tahun 2023. Itupun jika kondisi anggaran daerah memungkinkan," katanya.

Menyikapi hal itu, para pedagang yang ada di Pasar Rakyat Surantih merasa kecewa. Sebab, sudah satu tuhun ini sejak awal dibangun dan terbangkalai para pedagang terpaksa harus menghuni bangunan terbangkalai untuk membuka lapak-lapaknya.

Baca Juga: Abrasi Pantai Rusak 3 Rumah Warga Pesisir Selatan

"Ya, kami terpaksa harus berjualan dan membuka lapak didalam bangunan teras pasar yang terbangkalai. Kalau tidak, dimana lagi. Kami terpaksa menghuninya karena ini tempat kami berjualan dibekas bangunan lama yang sudah dirobohkan," kata Saprijul (54).

Menurutnya, jika hanya terbangkalai dan tidak ada kelanjutan pembangunan seperti saat ini, alangkah baiknya dulu pasar Surantih tidak dibangun sama sekali.

"Ya, lebih baik seperti yang lama. Lapak kami sudah digusur, dan kami kembali mendirikan lapak di dalam teras di sela-sela tiang pembangunan yang terbangkalai," ucapnya.

Sementara itu, Rani pedagang lain mengungkapkan, sangat menyayangkan jika pembangunan pasar ini tidak dilanjutkan.

"Kalau hanya untuk terbangkalai lebih baik tidak dibangun. Lihatlah sekarang, para pedagang terpaksa harus membuka lapak di tengah-tengah teras bekas bangunan yang terbangkalai," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Juli 2021 lalu, para pedagang Pasar Surantih berharap pengerjaan pembangunan pasar segera diselesaikan.

Pedagang menceritakan, sejak lapak-lapaknya digusur karena pembangunan pasar, pendapatan atau omzet jual belinya mengalami penurunan dari sebelumnya. Saat ini para pedagang terpaksa harus bersempit-sempit dan berdempetan untuk berjualan di emperan.

Load More