SuaraSumbar.id - Amerika Serikat mengidentifikasi kasus pertama Covid-19 varian Omicron. Kasus tersebut diketahui saat para ilmuwan terus mempelajari risiko yang dapat ditimbulkan dari varian baru itu pada Rabu (1/12/2021).
Kasus itu ditemukan pada pasien penerima vaksin lengkap yang bepergian ke Afrika Selatan.
Pejabat kesehatan masyarakat mengatakan bahwa seseorang itu, yang mengalami gejala ringan, tiba di AS pada 22 November dan tujuh hari kemudian dinyatakan positif terinfeksi.
Orang itu sudah mendapatkan vaksin lengkap namun belum disuntik vaksin booster, menurut pakar penyakit menular kenamaan AS Dr. Anthony Fauci saat konferensi pers di Gedung Putih.
Baca Juga: Recall Kia Carnival 2.956 Unit Karena Masalah Sliding Door
Orang tersebut kini menjalani isolasi mandiri dan seluruh kontak eratnya dinyatakan negatif Covid-19, lanjutnya.
Masih ada sejumlah pertanyaan besar seputar Omicron, yang bermutasi lewat berbagai cara.
Menurut para ahli, cara Omicron bermutasi dapat meningkatkan kemampuannya untuk menyebar dan menghindari beberapa pertahanan yang dihasilkan oleh vaksin.
Pengembangan sedang berlangsung untuk memperbarui vaksin Covid-19 yang sudah ada, seandainya diperlukan.
Omicron sudah muncul di puluhan negara, seperti di sejumlah negara Eropa. Selain itu, kasus Omicron juga muncul di Kanada, Australia, Jepang, Hong Kong, dan Israel.
Baca Juga: Sudah Dapat Vaksinasi Penuh, 4 Penduduk Jerman Positif COVID-19 Varian Omicron
AS belum menemukan penularan Omicron lewat komunitas. Di kebanyakan negara, penularan COVID-19 masih tinggi, namun kasus baru tetap stabil selama dua pekan terakhir, menurut data Reuters.
Sebelumnya, pejabat kesehatan AS mengatakan bahwa varian baru yang pertama kali muncul di Afrika Selatan dan diumumkan pada 25 November itu, kemungkinan sudah tiba di AS saat puluhan negara lain juga mendeteksi Omicron.
AS melarang hampir seluruh warga negara asing yang sebelumnya berada di salah satu dari delapan negara Afrika bagian selatan.
Pada Selasa (30/11), CDC mengarahkan maskapai untuk mengungkapkan nama-nama dan informasi lainnya soal penumpang yang pernah berkunjung ke negara-negara itu. (Antara)
Berita Terkait
-
Donald Trump Janji Perkuat Militer AS dan Akhiri Perang Ukraina-Rusia
-
Google Diawasi Ketat! Regulator AS Incar Akses Data Internal Raksasa Teknologi
-
Heboh! 88 Anggota Kongres AS Desak Biden Jatuhkan Sanksi ke 2 Menteri Israel Terkait Kekerasan di Tepi Barat
-
Tegang! Iran Tolak Tekanan Barat Soal Nuklir
-
Momen Pertemuan Donald Trump dan Joe Biden di Gedung Putih
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
Terkini
-
Sirekap Pilkada 2024 Tetap Berfungsi Tanpa Akses Internet, Ini Penjelasan KPU Sumbar
-
Pilkada Sijunjung 2024: Siapa Lebih Pro Rakyat? Benny-Radi Utamakan Kontraktor Lokal, Hendri-Mukhlis Tekankan Profesionalisme
-
Pelajar 20 Tahun Diciduk Polisi, Bawa Sabu 15 Gram Siap Edar di Agam
-
Pabrik Karet Vs Bibit Unggul: Debat Panas Pilkada Sijunjung 2024 Berebut Suara Petani
-
Simulasi Pemilu di Solok: KPPS Dilatih Antisipasi Masalah di TPS